Lihat ke Halaman Asli

Nikmatnya Tersesat Bersama #4G

Diperbarui: 7 Juli 2016   21:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Malu bertanya akan tersesat di jalan" 

Begitu kata pepatah dan memang benar adanya. Tentu saja aku tidak akan membenarkan kalau belum mengalaminya sendiri. Yang namanya tersesat itu pasti akan membuat kita panik karena bingung mencari arah jalan pulang. Apalagi kalau tersesatnya di tempat yang memiliki aura sedikit horor. Tapi tersesat di jaman yang sudah ada jaringan 4 G ini, yang ada tetap akan terasa nikmat di mana pun itu adanya.

Cerita ini berawal ketika di bulan Ramadhan kali ini ada sebuah ajakan yang sulit untuk ditolak. Sebuah ajakan yang bukan hanya berdampak pada soal kesempatan bersedekah semata, tapi juga soal kebahagiaan banyak orang. Di minggu terakhir Ramadhan tiba-tiba sebuah telpon datang dari seorang teman yang mengajakku memberikan bantuan paket lebaran bagi masyarakat di sebuah desa di pelosok Jawa Barat. Salah satu keluarga temanku itu tinggal di sana dan kabarnya masyarakat di sana baru saja dilanda bencana. Lokasinya di kaki gunung dan jalan yang kami lalui pun cukup jauh nantinya.

Karena kegiatan ini mendadak, maka kami pun harus bergerak cepat. Sebelum pergi kami harus  berbelanja aneka kebutuhan bahan pokok dan pakaian yang akan dibagikan. Untuk menghemat waktu tentu saja kami berbelanja online. Dengan sinyal 4G maka kami bisa memilih-milih online shop dan berbelanja pakaian, mukena, sajadah, juga kerudung dengan cepat. Sambil menunggu pesanan datang, kami pergi ke hipermarket untuk berbelanja sembako. Pulangnya kemacetan tidak bisa kami elakkan. Untunglah ada jaringan 4G yang membuat kami bisa menikmati kemacetan Jakarta sambil nonton video di You Tube. 

Tanpa terasa kami masih terjebak kemacetan menjelang buka puasa. Lagi-lagi jaringan 4 G menyelamatkan kami dengan memudahkan kami mencari lokasi tempat makan terdekat yang sesuai dengan selera kami. Untuk mencapai ke tempat makan itu, kami pun mencari jalur yang tidak macet dengan google map. Kali ini jaringan 4 G membantu kami dengan baik hingga kami tidak terlambat buka puasa. Tahu sendiri kan bagaimana ramainya jalanan Jakarta menjelang buka puasa. Ini karena hampir semua orang yang ada di jalan ingin segera sampai rumah dan buka puasa bersama dengan keluarga atau orang-orang yang dicintainya. 

Malam itu kami sampai di rumah dengan aneka sembako. Pakaian yang kami pesan secara online pun sudah tiba di rumah. Malam itu juga kami segera menata pakaian, alat sholat dan makanan menjadi paket-paket lebaran yang siap dibagikan. Kamipun mengerjakan ini semua hingga hampir larut malam. Ada sedikit waktu untuk tidur hingga waktu sahur tiba nanti. 

Karena sibuk berbelanja untuk paket lebaran, maka aku pun lupa  tidak berbelanja untuk makan sahur. Sementara isi kulkas hanya tinggal terbatas. Maka ketika bangun untuk menyiapkan makan sahur, akupun bingung mau masak apa. Kali ini kembali membuka HP dan mencari inspirasi masakan sahur yang tidak membosankan dan itu-itu saja dari bahan yang sekedarnya ada ini. Jaringan 4 G terbukti sangat membantu bisa mencarikan ide menu sahur yang praktis dan cepat diolah dengan bahan seadanya ini. Jadilah nasi bakar teri dan perkedel kentang yang menjadi menu andalan sahur kami kali ini. 

nasi-bakar-577e5c9c41afbdbd25d1de71.jpg

Setelah sholat subuh, kami pun mempersiapkan perjalanan. Dengan ditemani google map di HP kami tidak akan pernah takut tersesat tentunya. Kami juga tidak perlu bertanya karena temanku hapal benar jalan menuju kampung saudaranya ini. Tapi tetap saja kami memerlukan jaringan 4G untuk menemani perjalanan kami. Sesekali aku dan temanku juga perlu menelpon dan menerima telpon di jalan. Tanpa jaringan 4G sinyal kami tentu saja akan naik turun dan darah kami akan naik karena obrolan yang putus nyambung. Dengan jaringan 4G bisa dipastikan ibadah puasa tetap berjalan dengan baik karena menelpon akan sangat menyenangkan dengan suara yang jernih dan sinyal yang kuat. 

Lepas dhuhur kami tiba di kampung setelah melewati jalanan berliku dengan pemandangan sawah dan hutan di kiri kanan jalan. Kampung ini sangat indah dengan pemandangan bukit , sawah dan sungai. Setelah beristirahat sejenak, aku tergoda untuk menikmati keindahan kampung ini sambil menunggu saat berbuka tiba. Siang itu tidak begitu terik dan angin bertiup sepoi-sepoi. Hari yang indah untuk menikmati pemandangan alam. 

Aku menyusuri jalan setapak sepanjang sungai. Entah apa memang kampung ini sangat sunyi atau memang siang itu orang-orang malas keluar rumah. Aku tidak menemukan satu orang pun sepanjang perjalanan untuk ditanya arah jalannya ke mana dan akan sampai di mana. Semakin lama jalan semakin mendaki. Kiri kanan jalan bukan lagi sawah dan sungai tapi pohon-pohon besar. Aku tiba di sebuah bukit yang kiri-kanannya adalah jurang dan hutan. Tapi kampung yang aku datangi tidak terlihat. Rasa senang sejenak berubah menjadi kepanikan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline