Lihat ke Halaman Asli

Phobia Sales Asuransi

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya aku sudah lama mengenal yang namanya asuransi. Soal kegunaannya juga sudah tahu. Bahkan kesadaranku untuk berasuransi juga sudah tinggi untuk saat ini. Tapi tetap saja yang namanya membeli suatu produk asuransi masih terasa berat. Apalagi kalau sudah ketemu yang namanya sales asuransi.

Aku akui bahwa yang namanya sales asuransi itu adalah orang yang paling gigih bekerja. Tapi kegigihan mereka ini seringkali justru terlihat seperti teror. Mereka suka tidak mengenal waktu ketika membuat janji dengan calon nasabahnya. Apalagi saat setelah mereka presentasi. Calon nasabah asuransi pun menjadi seperti dikejar-kejar hutang.

Padahal sebenarnya berasuransi dengan kesadaran sendiri akan jauh lebih baik. Buktinya aku lebih memilih produk tabungan pendidikan dan tabungan hari tua  yang ada di sebuah bank dibanding produk yang sama yang juga pernah ditawarkan oleh beberapa sales asuransi. Karena sebenarnya tingkat kesadaran berasuransi dan mengelola keuangan bagi penduudk Indonesia sudah cukup tinggi. Tentu saja ini karena tingkat pendidikan penduduk Indonesia yang tinggi pula.

Selain soal sales ada hal lain yang masih membuat aku berat berasuransi, yaitu tentang tujuan berasuransi. Seperti misalnya tujuan melakukan asuransi kesehatan yaitu menjaga diri jika sewaktu-waktu kita jatuh sakit maka kita tidak perlu memikirkan biaya pengobatan karena sudah ditanggung oleh perusahaan asuransi.

Pikiran seperti itu sebenarnya bisa rancu menjadi pikiran yang akhirnya menjadi doa hingga kita menjadi sakit. Ini karena di dalam pikiran kita akan selalu ada pikiran sakit yang ditanggung biayanya. Jadilah nantinya kita akan sering sakit. Belum lagi pikiran yang membayangkan kita akan rugi jika uang yang sudah masuk ke asuransi tidak digunakan untuk biaya pengobatan.

Tapi pada kenyataannya akhirnya aku juga punya kok asuransi kesehatan. Tapi aku tidak membeli asuransi kesehatan yang harganya mahal dengan fasilitas rumah sakit internasional. Aku lebih memilih asuransi kesehatan yang murah meriah dengan niat zakat.

Jadi aku bukan berpikir kalau uang yang aku keluarkan ini untuk biaya pengobatan ketika aku sakit nanti. Tapi aku berpikir bahwa uang yang aku keluarkan untuk asuransi itu adalah sebagian dari zakatku dengan doa agar aku dan keluargaku diberi kesehatan sepanjang menjalani kehidupan ini.

Asuransi dengan kesadaran sendiri itu jauh lebih baik dibanding dengan paksaan dari pihak-pihak penjual asuransi. Dengan niat yang baik maka produk asuransi yang kita beli pun akan selalu mendatangkan kebaikan bagi diri kita dan orang-orang yang ada di sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline