Lihat ke Halaman Asli

Junk Food: Manis di Lidah, Pahit di Tubuh

Diperbarui: 19 Februari 2016   15:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tingginya arus globalisasi di Indonesia saat ini menimbulkan perubahan gaya hidup yang ditandai dengan perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia dahulu hanya mengenal masakan khas Indonesia dan kue-kue tradisional Indonesia yang sebenarnya siap memanjakan lidah, kini masyarakat Indonesia lebih menyukai sesuatu yang gurih, renyah, dan menggoda selera,yaitu junk food. Junk food yang dikemas secara menarik melalui iklan media massa menjadikannya sebagai makanan dengan nilai jual dan kebanggaan yang tinggi.

Suatu makanan dapat dikategorikan sebagai junk food jika memiliki kandungan garam, gula, lemak, dan kalorinya yang tinggi, namun memiliki nilai gizi yang rendah. Contoh sederhana dari junk food adalah kripik kentang dengan kadar garam tinggi , makanan pencuci mulut berasa manis atau permen dengan kadar gula tinggi, serta makanan siap saji yang digoreng sehingga memiliki kadar lemak yang tinggi (Sari, 2008).

Junk food yang dikonsumsi berlebihan hanya akan menimbulkan berbagai penyakit seperti obesitas, gangguan pencernaan, depresi, kanker, penyakit jantung, penyakit ginjal, penurunan fungsi otak, dan penimbunan lemak pada hati. Hal tersebut terjadi karena tingginya lemak jenuh yang mampu meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, kadar garam tinggi sehingga mengganggu proses metabolisme tubuh, gula dan kalori berlebih yang dapat memicu timbulnya obesitas. Junk food selalu menggugah selera konsumennya banyak mengandung zat aditif makanan seperti MSG yang menimbulkan rasa gurih. Padahal, tubuh manusia memerlukan asupan gizi yang seimbang antara komponen makro (karbohidrat, protein, dan lemak) serta komponen mikro (vitamin dan mineral).

Oleh karena itu, tubuh seharusnya mendapatkan asupan gizi yang seimbang setiap harinya. Gizi seimbang dapat diperoleh melalui konsumsi beras merah yang tinggi serat dan mengontrol berat badan karena memberi rasa kenyang yang lebih lama atau mengonsumsi gandum yang juga tinggi serat, namun memiliki kandungan protein, asam lemak baik, vitamin, dan mineral yang baik untuk tubuh. Selain itu, konsumsi bahan pangan segar seperti ikan dan daging sapi rendah lemak yang diimbangi dengan sayuran dan buah-buahan serta air putih yang cukup akan memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) setiap harinya.

 

 

 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline