Lihat ke Halaman Asli

Alasan yang Benar untuk Menulis

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yaay akhirnya saya menulis lagi...selain alasan sibuk dengan kegiatan harian, knapa saya vakum menulis selama ini sebetulnya karena saya mencari alasan yang benar untuk menulis. Saya suka menulis itu sesuatu yang jelas bagi saya sejak dulu, tapi menulis apa, itu menjadi masalah bagi saya.

Tulisan pertama saya seperti kebanyakan orang berbentuk curhat di buku harian. Mulai SMA tulisan saya berbentuk cerpen atau puisi yang dikonsumsi kawan2 sekelas dan sekitarnya. Kemudian saya patah hati...hahaha...alasan klise...tak mampulah lagi saya menulis cerita-cerita cinta remaja.

Ketika kuliah sesuai dengan nuansa perjuangan da'wah dan reformasi atas negeri ini, tulisan-tulisan saya (yang amat sedikit karena waktu saya habis di organisasi mahasiswa) diwarnai semangat perjuangan, berapi-api, keras dan merasa pling benar sendiri...haha...betapa menyenangkannya masa itu menyalahkan orang2 untuk semua masalah negeri ini dengan menyatakan diri sebagai penyambung suara mereka yang tak mampu bersuara.

Menjelang kelulusan kuliah saya berhadapan dengan realita, maka saya belajar menulis ilmiah. Dan sekarang sebagai pengajar, yang setiap tulisan berpotensi menambah kum membuat saya harus menimbang-nimbang apa yang saya tulis dan itu membuat saya terpenjara. Akhirnya saya malas menulis dan berhenti menulis karena frustasi mencari topik untuk ditulis. Maka saya diam sejenak untuk mencari alasan yang benar untuk menulis.

Akhirnya saya menemukan alasannya. Bukan semata-mata untuk kum pastinya, bukan pula semata-mata untuk eksistensi diri. Tapi untuk belajar jujur pada diri sendiri, karena dengan menuliskan apa yang saya pikir dan rasakan, saya bisa menilai secara objektif dan menjernihkan benak saya dari segala yang kusut. Semoga dengan jujur pada diri sendiri saya bisa konsisten untuk menulis kembali.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline