Lihat ke Halaman Asli

5 Permainan Tradisional yang Bisa Dimainkan Tanpa Alat

Diperbarui: 29 Maret 2023   13:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: anak-anak bermain hompimpa atau gambreng (perpustakaan.id)

Menurut KBBI, kata "tradisional" memiliki makna menurut tradisi atau adat. Permainan tradisional adalah suatu permianan warisan dari nenek moyang yang wajib dan perlu dilestarikan karena mengandung nilai-nilai kearifan lokal (Mulyani, 2016: 47-48).  Permainan tradisional itu berasal dari budaya masyarakat yang telah tumbuh dari peninggalan nenek moyang yang dilakukan dengan suka rela dan menggunakan bahasa maupun ciri khas dari daerah tertentu. Dapat dikatakan sebagai identitas dari daerah-daerah yang ada di Indonesia. Namun pada zaman sekarang bahkan hampir memasuki era 5.0, permainan tradisional kerap ditinggalkan masyarakat Indonesia.

Banyaknya game online dan gadget yang menyebar luas membuat anak-anak di Indonesia melupakan permainan tradisional. Sehingga untuk generasi berikutnya pun tidak mengenal permainan tradisional. Padahal permainan tradisional sangat menantang dan seru apalagi bisa menjadikan anak-anak terampil, ulet, cekatan, tangkas, dan lain sebagainya. Karena sudah jarang dimainkan, akhirnya penjual alat permainan tradisional sulit ditemukan. Pada beberapa permainan memang memerlukan alat seperti pada permainan egrang harus ada dua bambu, jika ingin bermain layang-layang harus membuat atau membeli layangan dan mencari lapangan, atau permainan gasing namun sulit mencari penjual gasing, Bagi kalian yang ingin memainkan dan melestarikan permainan tradisional tetapi tidak ingin bersusah payah menyiapkan alat, berikut ada 5 permainan tradisional tanpa alat namun masih tetap seru dan menantang.

1. Hompimpa atau Gambreng

Hompimpa atau gambreng dilakukan sebelum mengawali berbagai permainan lainnya guna menentukan siapa yang menang dan kalah atau siapa yang berjaga. Dalam budaya Jawa, hompimpa dilakukan sembari menyanyikan kalimat "Hompimpa alaium gambreng". Dalam budaya Betawi mereka menambahkan "Mpok Ipah pake baju rombeng". Permainan ini dilakukan lebih dari dua orang yang berkumpul membentuk lingkaran kecil sambil menyanyikan lagu bersama-sama. Gerakan tangan kepakkan dan saat lagu selesai dinyanyikan masing-masing anak membalikkan tangan atau tidak mengembalikkan tangan. Jumlah tangan sama yang paling sedikit, merekalah yang menjadi pemenang.

2. Petak Umpet

Foto: anak-anak bermain petak umpet (goodnewsfromindonesia.id)

Permainan ini sempat populer pada salah satu episode kartun Upin & Ipin. Sebenarnya pada zaman sekarang terkadang dimainkan namun dengan nama hide and seek. Petak umpet dikenal dengan berbagai nama berbeda baik didalam Indonesia maupun negara luar. Permainan ini pernah dilombakan secara internasional di Kota Bergamo, Italia, yaitu dalam kompetisi bernama Nacondino World Championship. Aturan permainan sangat sederhana. Permainan ini bisa dimainkan minimal dua orang. Pertama, peserta melakukan hompimpa terlebih dahulu untuk menentukan siapa yang harus berjaga. Kemudian orang yang berjaga harus menutup mata dan menghitung dari 1-10 lalu yang lain bersembunyi. Setelah selesai menghitung, si penjaga mencari keberadaan teman-temannya. Permainan ini akan lebih seru bila dimainkan oleh banyak orang.

3. Cublak-cublak Suweng

Foto: anak-anak bermain ublak-cublak suweng (daihatsu.co.id)

Cublak-cublak suweng merupakan permainan tradisional dari Jawa Tengah yang dilakukan oleh banyak orang. Sebelum bermain, anak-anak melakukan hompimpa atau gambreng untuk menentukan siapa yang akan menjadi anak yang tengkurap menghadap lantai. Salah satu pemain memutar benda kecil bebas apa saja misalkan batu, penghapus, kelereng, atau lainnya diatas tangan para pemain yang berada dipunggung pemain yang tengkurap sembari menyanyikan lagu cublak-cublak suweng. Sebelum lagu selesai benda kecil itu harus sudah digenggam oleh salah satu pemain dan setelah lagu selesai anak yang tengkurap diminta menebak benda kecil itu ada ditangan siapa.

4.  Ular Naga

Foto: anak-anak bermain ular naga (media.compas.tv)

Di Jakarta permainan ini sangat populer. Permainan dilakukan oleh lima atau delapan orang atau bahkan lebih, mereka berbaris dan saling memegang pundak depan temannya sehingga membentuk ular. Kemudian berjalan melewati dua orang teman yang sedang membentuk terowongan menggunakan kedua tangan diangkat keatas. Dua anak tersebut memberhentikan barisan secara acak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline