Lihat ke Halaman Asli

Astri Khoiroh

mahasiswi

Storytelling untuk Perkembangan Anak Usia Dini

Diperbarui: 31 Oktober 2020   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

        

Storytelling merupakan sebuah seni bercerita atau mendongeng yang dapat digunakan sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai pada anak atau audience.  Adapun Media yang dapat digunakan untuk storytelling yaitu buku, boneka tangan, boneka kecil atau besar, memakai kostum-kostum hewan, wayang, dll. Tujuan dari storytelling ini yaitu agar pendengar dapat mengembangkan imajinasi, emosi, seni, daya fantasi, kehalusan budi, aspek intelektual, aspek kepekaan, menciptakan suasana di sekolah yang menyenangkan dan lain-lain. Cerita yang baik dalam storytelling akan membuat para pendengarnya merasakan dan ikut terbawa dengan alur cerita yang disampaikan oleh para pendongeng. Dalam menyampaikan storytelling ada berbagai macam jenis cerita yang dapat dipilih oleh pendongeng untuk diceritakan kepada audience, yaitu dongeng tradisional, dongeng futuristik atau modern, dongeng pendidikan, dongeng fable dongeng sejarah, dan dongeng terapis.

        Berbicara mengenai storytelling, anak usia dini sangat menyukai cerita atau dongeng. Maka dari itu, banyak sekali guru dan  orang tua mengaplikasikan  metode ini untuk mengembangkan imajinasi dan lain-lainnya. Storytelling yang biasanya digunakan untuk anak usia dini yaitu dongeng fable yang menceritakan tentang binatang yang selalu dikaitkan dengan nilai-nilai baik atau buruk dan juga dapat memudahkan anak usia dini untuk memahami isi pesan yang terkandung didalam cerita tersebut. Adapun ciri-ciri kebahasaan yang bisa pendongeng gunakan untuk bercerita yaitu dengan menggunakan pada suatu hari, pada jaman dulu kala, suatu hari, tiba-tiba, tak disangka-sangka, kemudian, selanjutnya, tetapi, akhirnya dan pada akhir cerita. 

       Hal terpenting dalam kegiatan storytelling adalah proses. Dalam proses storytelling inilah terjadi interaksi antara pendongeng dengan audiencenya. Melalui proses storytelling inilah dapat terjalin komunikasi antara pendongeng dengan audiencenya. Karena kegiatan storytelling ini penting bagi anak, maka kegiatan tersebut harus dikemas sedemikian rupa supaya menarik. Maka dibutuhakan adanya tahapan- tahapan dalam storytelling yaitu sebagai berikut:

a. Persiapan sebelum acara storytelling dimulai

story-telling-with-stone-7-474x375-5f9c99ddd541df07bf477fa4.jpg


     Hal yang pertama dilakukan adalah Memilih judul buku yang menarik dan mudah diingat. Cara untuk menemukan judul yang menarik yaitu, pendongeng perlu melakukan kegiatan memilih dan memahami bahan cerita.

    Setelah memilih dan memahami cerita, hal yang juga tidak kalah penting adalah mendalami karakter tokoh-tokoh dalam cerita yang akan disampaikan. Karena kekuatan sebuah cerita antara lain terletak pada bagaimana karakter tersebut dimunculkan. Semakin jelas pembawaan karakter tokoh, semakin mudah cerita tersebut dicerna. Agar dapat menampilkan karakter tokoh. Pendongeng diharapkan mampu menghayati sifat-sifat tokoh bagaimana perasaan, pikiran, dan emosi tokoh pada saat mendongeng.

     Tahapan terakhir persiapan storytelling yaitu latihan. Dengan latihan terlebih dahulu kita dapat mengevaluasi kekurangan-kekurangan pada saat mendongeng, memikirkan durasi yang dibutuhkan, mengingat kembali jalan cerita, menumbuhkan kepercayaan diri dan mempraktikannya sehingga pada saat storytelling nanti dapat tampil prima.

b. Saat proses storytelling berlangsung

istock-486168444istock-486168444-ratio-16x9-5f9c9add8ede4866fb420fa2.jpg


Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline