Lihat ke Halaman Asli

Menjawab Pertanyaan

Diperbarui: 18 Februari 2023   13:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Komunikasi sosial bisa antar pribadi bisa pribadi dengan kelompok. Bisa dengan perkataan bisa dengan isyarat. Bisa dengan media bisa langsung. Semua harus ada kesopanan sesuai dengan aturan protokol yang ada atau etika pergaulan yang wajar

Ada beberapa Jenis pertanyaan misalnya:(1). Sapaan  : Apa kabar ? Bagaimana sehat ? Ada lagi pertanyaan minta penegasan (2) Konfirmasi misalnya : Lupa ya ?  Lalu Kapan ?  Paham bukan ? Dan jawabannya pun sederhana saja bahkan ada yang suka menjawab hanya dengan senyum saja. Dalam artikel atau pidato sering ada pertanyaan (3) rhetoris/oratoris, suatu pertanyaan mengajak berfikir atau berbuat sesuatu dengan bertanya yang tidak minta jawaban seketika itu. Dan yang paling susah dihadapi adalah (4) pertanyaan yang harus kita jawab tersirat, terselip, tersimpan dalam Peristiwa. Itulah Masalah, menterengnya Problem.

Suatu hari saya mendapat ajakan berfikir seperti ini :  [07.33, 17/2/2023] : https://www.cnbcindonesia.com/news/20230209113701-4-412383/harga-beras-terus-beterbangan-petani-panen-duit-banyak-gak  dan ini : [07.36, 17/2/2023] : "Kenaikan harga beras sudah di atas HET. . Refleksinya apakah petani sejahtera? Monggo komen para penggerak tani HPS...berbagi opini ......"

Seorang teman menanggapi seperti ini : [08.30,17/9/2023] "Puji Tuhan, bagi para petani padi khususnya harga beras bagus yang berarti ada kenaikan kesejahteraan."

Saya memberi tanggapan berupa pertanyaan konfirmasi  begini: [09.39, 17/2/2023] : "Pertanyaan juga: apa fluktuasi naik turunnya harga suatu komoditi langsung berpengaruh pada kesejahteraan produsen. Pemikiran saya kesejahteraan itu menyangkut banyak hal secara menyeluruh usahanya. Managemen waktu, rugi laba, dst. Kenaikan harga baru mempengaruhi  rugi laba sewaktu itu".

Dijawab dengan penegasan :[10.26, 17/2/2023]  ".... memang ini hasil pengamatan para ahli selama 6 bulan sejak bulan Agustus SD Februari namun diprediksi Maret saat panen raya harga jatuh".

Maka saya berlanjut dengan opini saya demikian: [11.35, 17/2/2023]  " Baguslah dengan prediksi itu.  Saya hanya melihat, kebanyakan petani sekarang adalah petani kecil. mereka tidak menentukan harga, mereka hanya menyesuaikan situasinya dalam skala kecil. Tentang kesejahteraan mereka yang bijak sudah terbiasa terombang ambing oleh keadaan. Yaaaa ini hanya common sense saya tak ada ukuran ilmiahnya".

Tanya jawab atau ungkapan-dan tanggapan diatas merupakan cerita kronologis satu masalah dalam peristiwa yang harus disikapi.katakan itu awal dari Problem solving .   Masih suatu pemikiran dangkal saja. Sebab seperti dipertanyan hal kesejahteraan petani banyak hal harus dipertimbangkan. Apa lagi kalau itu di khususkan petani di Indonesia yang mempunyai "jenis" petani gurem dan tersebar di sudut-sudut budaya kehidupan pedesaan negeri ini. Jangan dilihat dengan kacamata petani di negeri lain.

Pemecahan masalah merupakan suatu proses untuk menyelesaikan suatu permasalahan atau situasi yang dihadapi. Proses ini melibatkan empat aspek penting, yaitu konteks, substansi (what), dan sebab (why), lalu solusi (how). Konteks berkaitan dengan situasi atau lingkungan di mana permasalahan muncul, substansi berkaitan dengan isu atau masalah yang ingin diselesaikan, dan sebab berkaitan dengan penyebab terjadinya permasalahan tersebut.

Pemecahan masalah dimulai dengan mengidentifikasi dan memahami masalah yang dihadapi. Hal ini melibatkan mengumpulkan informasi yang relevan dan analisis terhadap situasi yang terjadi. Dalam proses ini, pengumpulan informasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti wawancara, observasi, atau analisis data.

Setelah informasi terkumpul, langkah selanjutnya adalah memahami konteks dari masalah tersebut. Konteks meliputi aspek-aspek seperti waktu, tempat, lingkungan, budaya, kebiasaan, dan nilai-nilai yang mungkin mempengaruhi situasi tersebut. Dengan memahami konteks, kita dapat memahami bagaimana situasi tersebut terbentuk dan apa yang mungkin mempengaruhi permasalahan yang dihadapi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline