Issues SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) adalah masalah yang sangat kompleks dan penting di Indonesia. Cakupannya luas seluas kepulauan dinegeri ini.
Bisa positip, banyak kali negatip lalu menjadi pembicaraan dan berita. Sebab kenyataan yang tidak diragukan disini adalah "keberagaman". Dan kenyataan itu atau dampaknya bisa positip bisa negatip. Positip, Keberagaman adalah kekayaan yang harus diakui dan dilestarikan, namun bisa menjadi bumerang bila tidak dikelola dengan baik. Dalam era global saat ini, konsep keberagaman dan keragaman harus diterima dan diterapkan sebagai nilai dasar dalam kehidupan bersama.
Realitas itu memberi saya kesan adanya paradoks yang berdampak "blessing in disguise". Collins English Dictionary menjelaskan : "If you say that something is a blessing in disguise, you mean that it causes problems and difficulties at first but later you realize that it was the best thing". Ungkapan itu begitu populer sederhana dan sering juga terdengar dinegeri kita ini.
Paus Fransiskus , pemimpin agama Katholik, orang berasal dari Amerika selatan, dimana banyak orang katholik, dan banyak masalah sosial, menyampaikan seruan yang halus tetapi mengena mengajak para pimimpin agama dan negara semua agar semakin peduli kepada masalah kemanusiaan dan lingkungan hidup.
Nilai Universal Kemanusiaan adalah serangkaian prinsip yang menjamin perlakuan yang adil dan martabat bagi setiap individu manusia tanpa terkecuali. Nilai-nilai ini mencakup hak asasi manusia, keadilan, kemanusiaan, keragaman, dan toleransi.
Nilai-nilai ini berkembang dan diterima secara universal sebagai standar bagi keberlangsungan hidup bersama yang baik dan berkeadaban. Maka, dalam era global saat ini, penting bagi semua individu untuk memahami dan memegang teguh nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari mereka. Konsekuensinya, diharapkan mampu memperkuat persatuan dan kerjasama antar manusia demi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Pada tanggal 5 Februari 2023, Inter Religious Council (IRC) Indonesia dan Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) memperingati Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama dan Hari Persaudaraan Kemanusiaan Dunia di gedung Nusantara IV, Kompleks DPR/ MPR RI pada 5 Februari 2023.( REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA) Ini merupakan kenyataan kepedulian bangsa kita juga secara global peduli terhadap masalah kemanusiaan minimal menggalang persatuan antar umat beragama.
Dalam pemberitaan event inipun disebut sambutan/pernyataan secara virtual dari dua Pemuka Islam dan Paus Fransiskus masih memberikan pesan-pesannya yang mantap diantara mereka, saling penghargaan dan hasrat kerja sama.
Grand Syekh Al Azhar Mesir juga virtual menyampaikan komitmennya di sisa usianya akan bekerjasama agar prinsip-prinsip persaudaraan umat beragama tetap hidup di seluruh dunia. "Insya Allah, saya berkomitmen di sepanjang sisa umur saya, akan terus bekerjasama dengan Paus Fransiskus, dengan semua saudara, cendekiawan dari semua agama, dengan semua pendukung kebaikan dan perdamaian, agar prinsip-prinsip persaudaraan umat beragama tetap hidup di seluruh dunia," ujar Syekh Ahmed el-Tayeb.
Grand Syekh Al-Azhar dan Paus Fransiskus juga menyampaikan terimakasih kepada Syekh Mohammed bin Zayed (MBZ). Paus Fransiskus mengatakan bahwa Syekh Mohammed bin Zayed telah bekerja keras untuk melangkah di jalan ini. Beliau percaya Dokumen Persaudaraan Manusia yang mereka sepakati..
Sederetan gambaran implementasi nilai nilai persaudaraan dan nilai-nilai universal kemanusiaan ini menurut saya juga sudah dilaksanakan di nagara dan negeri kita ini lama sebelum para pemuka agama dunia itu memberikan keteladanannya tersebut dimuka. Hanya belum intensif.