Lihat ke Halaman Asli

Mewarisi Seberkas Cinta

Diperbarui: 19 Maret 2022   09:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini akan kutulis bagimu Cerpen untuk wacana pesanmu. Cerpen ini cerpen yang teramat pendek, agar memenuhi kebenaran pendek cerita wacana cinta. Tetapi ada 3 episode.

Episode satu .  Betapa sedih dia kulupakan.

Seorang kenalan baru di Facebook mengirim SMS :

"Pak, bapak ingat saya bukan ?"  Dan jawabku : "Ingatlah, permintaan pertemanan anda yang saya konfirmasi beberapa hari yang lalu , bukan?"

"Bapak kenal Pak Jayus, aktivis partai itu dulu ?".  Dan kujawab: " Ya kenallah !"

"Bapak pasti ingat anak kecil itu, bukan?"  dan kujawab: "Maaf anak kecil yang mana ? siapa?"

"Itulah saya Bapak, ingat 'kan sekarang?"..dan kujawab: "Maaf saya belum ingat. Saya berjanji akan berusaha mengingatmu kembali, saya upayakan, Saudara !"

Episide dua, Kisah Kecemburuan

Hari ini lagi-lagi kenalan itu kembali mengirim SMS :

"Pak,bapak sudah ingat saya bukan ?"  Dan saya jawab : " Ya, ingatlah, anda yang kemarin bertanya soal pak Jayus bukan ?  Dan anda dahulu anak kecil sekarang sudah dewasa tentunya. Tetapi saya belum ingat siapa dulu anda."

Disambung lagi : "Pak,Pak Jayus tidak penting, Bapak, yang penting saya mohon bapak sudah ingat saya."  Dan saya tanggapi.: "Sekali lagi saya minta maaf Orang Muda, saya sudah tua pelupa. Saya sudah kontak Pak Jayuspun sudah lupa pada anda. Apa anda teman anaknya Jayus. Ya?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline