Admin Kompasiana pun tertarik pada berita sekitar kekerasan seksual dengan acuan atau saran yang mengundang pendapat, dan tulisan ini tidak akan mengulang paparan berita yang dimaksudkan. Ada beberapa pengalaman yang mungkin pantas dibagikan.
"Diskusi Gunung es".
Seorang teman akrab Mas Gandung, penulis disebuah Web melontar judul pada saya untuk kami saling berbagi pendapat di sebuah WA grup alumni. Hingga beberapa artikel tentang gunung es dilontarkan, diantaranya kasus MUI & Densus, kasus Valencia, kasus pondok dan guru ngaji, kasus PJR dan laka tabrak lari.
Dengan judul Gunung Es disiratkan suatu peristiwa yang dimunculkan tiba-tiba, mengejutkan, dan bisa membahayakan kapal yang mau lewat. Tetapi gunung es dilaut dekat-dekat kutub itu sudah ada besar dibawah, kecil munculnya dipermukaan.
Lontaran mas Gandung sangat saya apresiasi; lontaran itu suatu identifikasi yang teliti dari publikasi opini yang lumayan seru. Ada tersirat pula kemunculan yang tiba-tiba itu semula ada suatu pihak yang bermaksud menutup atau menunda waktunya karena suatu sebab yang tidak jelas. Dimungkinkan karena alasan politis, sosial budaya atau kepentingan tertentu yang lain.
Atas lontaran tersebut saya memberikan respon untuk pembelajaran. Saya merasa mas Gandung belum mengupas jauh tentang bagaimana dampak jauhnya selain mengejutkan, dan bagaimana hal itu bisa diantisipasi.
Mas Gandung menegaskan keyakinannya bahwa secara alami setiap kejahatan atau keburukan, serapat-rapatnya tersimpan akan terbuka juga. Dan akhirnya hanya akan ada bahan olok2,atau diskusi publik, yang menghakimi bukan sekedar "pencemaran nama baik" tetapi bahkan "ketercemaran nama baik".
Akan tetapi kami sepakat untuk antisipasi maupun apa yang kita-kita bisa ikut berpartisipasi didalamnya adalah :
Perbaikan System control pada lembaga bersangkutan ,
Peningkatan kepekaan sosial atau keterbukaan sosial warga dan /atau lembaga bersangkutan. Tetapi paling penting adalah
Kesadaran masyarakat akan nilai,dan prioritasnya, serta adanya kepercayaan atau belief, syukur agama yang dihayati dalam damai kebersamaan.