Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Tua Ketika Memenuhi Panggilan Hidup

Diperbarui: 22 November 2021   18:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memenuhi itu diawali dengan mengisi. Setelah mengisi, tampak masih ada ruang barulah kerja memenuhi. Panggilan hidup dimaksudkan adalah alur kehidupan yang ditempuh seseorang, dengan kesadaran dan tanggung jawabnya  Kesadaran itu bisa dimulai sejak awal dimasa muda, bisa setelah dewasa dan bekerja dan atau berkeluarga.

Pertanyaannya kapan kita bisa "memenuhi panggilan hidup itu" selama dalan proses kita masih terus harus mengisinya.? Seorang Aswin Gregori N. menjawab bahwa dalam berproses memenuhi panggilan hidup sendiri adalah sudah berproses menjadi tua.

Pada tahun 1995 menghadiri undangan pertemuan regional aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Non Government Organization (NGO) di Purwokerto Jateng, saya dipertemukan dengan seorang teman aktivis pribadi yang peduli terhadap penanganan lansia di pedesaan. Aktivis ini seorang ibu yang mampu membangun relasi sangat luas, dengan pelbagai lingkungan kerja. 

Selain suaminya yang serasi juga sama semangatnya, ekonominya juga kuat, kepedulian sosialnya bukan main. Ibu itu dengan bermodal mobil, telepon genggam, menyisihkan dana dan waktunya untuk peduli kepada para lanjut usia di pedesaan. Hampir setiap hari pada saat itu, hilir mudik dari kota Yogyakarta kedesa sekitar 35 KM ke sebuah desa di bukit Menoreh. 

Didesa itu Sang Ibu melatih muda-mudi yang terpilih untuk melayani orang-orang lanjut usia di rumah mereka masing- masing. Usaha itu tentu saja diterima dengan tangan dan hati terbuka oleh pejabat desa setempat karena tanpa ada anggaran desa, semua dana ditanggung ibu tersebut. Katanya dari hasil kerja sambil-lalu sebagai agen tak resmi dari perusahaan Asuransi Jiwa..

Sebelum bicara soal tersebut pada Judul, cerita pertemuan diatas sepantasnya sudah bisa diambil pesannya dua hal pokok penting :  Kepedulian (1), Lansia (2)

Bicara tentang Kepedulian social memang lantang bergaung dan bergema didunia LSM atau NGO. Sebab dibanding dengan Pemerintah yang disana harusnya bicara tentang bantuan social (BANSOS) dengan Program Anggaran serta juklak juknisnya, sementara di LSM atau NGO kepedulian itu diolah dan diupayakan pendanaannya baru dilaksanakan program. Maka ketika seseorang atau lembaga dapat mengadakan dana program social disitulah tumbuh kegiatan dan perkembangan social masyarakat. Pada saat itu tumbuh semarak dimana mana gerakan yang dinamakan LSM. 

Tetapi tidak bisa menutup mata bahwa kepedulian social bisa menjadi komoditi, dijual untuk mendapat "laba". Dan ada kepedulian social yang disalah gunakan untuk perisai korupsi duit rakyat, rakyat yang seharusnya dikucuri dari duit rakyat itu sendiri. Namun pula dengan managemen yang canggih (fundrising) ada LSM yang sukses membangun kelembagaannya dari sisa-sisa beaya proyeknya.  

Kepedulian social sebenarnya adalah rasa sayang kepada kemanusiaan. Rasa dan kesadaran sosial sesuatu yang berproses disadari hingga dilahirkan dalam perbuatan. Seperti diajarkan oleh Pancasila, Peri Kemanusiaan yang adil dan beradab. Kepeduliaan social lahir setelah ada Kemanusiaan yang adil dan beradab, sehingga kepedulian social tidak sangsi berdasarkan kemanusiaan, keadilan dan keadaban masyarakat.

Selanjutnya Lansia (2)dalam kesadaran saya seperti dalam paparan diatas adalah kelompok manusia yang sudah berusia panjang/lanjut, purna tugas tetapi masih diberi Tuhan kepanjangan usia.

Dalam paparan singkat diatas saya melihat Lansia sebagai obyek perhatian untuk "dipedulikan".  Kepedulian yang diberikan berrupa support dukungan atas keadaan fisiknya yang sudah melemah. Support dan bantuan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan minimal untuk hidup wajar, sekurangnya bisa memenuhi kebutuhan gerak kesehariannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline