Lihat ke Halaman Asli

Budaya Barakah dan Strategi Bersyukur

Diperbarui: 14 November 2020   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sudah sejak terpilihnya Joe Biden Yr,di Pilpres Amerika, Peringatan Hari Pahlawan diTanah Air, aku berfikir tentang hidup-kini dan bersyukur. Berfikir tentang hidup masa kini kita disibukkan saat itu akan kedatangan dan sekarang sudah Imam Besar Pencetus Gagasan Revolusi Akhlak, padahal Jokowi sudah dari masa jabatan pertama menghembuskan Revolisi Mental.

Masih mananti berita tentang apa yang terdengar dengan Revolusi Akhlak Kamis pagi-pagi (11.12) saya baca tentang Budaya Barakah di REPUBLIKA.CO.ID  MUI menggelar Silatnas Komisi Pembinaan Seni Budaya Islam (KPSBI) seluruh Indonesia secara virtual, Rabu (11.11).Tiga pembicara yang  yang diberitakan yaitu Dr.KH.Sodikun MSi, Ketua MUI bidang Pembinaan Seni Budaya Islam, Usdatz Erick Yusuf Anggota KPSBI  dan Habiburrahman El Shirazy,ketua KPSBI Pusat..

Hari ini saya lebih tertarik belajar lebih dahulu mengenal tentang Habib Rizieq Shihab. Sebab sejak kemarin saya sudah mengapresiasi Budaya Barakah dari MUI itu. Untuk mengenal Pencetus Revolusi Akhlak saya berhutang budi saja kepada dua penulis Artikel Utama/Pilihan di Kompasiana ini untuk memudahkan bila pembaca mau recek referensi saya itu. Pertama artikel Sdr Mahir Martin di : sini. Yang kedua artikel Sdr TotoPriyono di sini. 

Saya catat dari apa yang dipaparkan Sdr Mahir Martin tentang Revolusi, tentang pilihan Nama . Tercatat beda asal, kata Akhlak dibanding  kata Mental. Cakupan kata Akhlak dan Mental. Arah yang sama keduanya menuju tata sosial yang adil dst.  Ditutup artikel itu dengan "Alhasil, jika dilihat dari sudut pandang agama, revolusi akhlak memang perlu, tetapi hal ini tidak berarti revolusi mental tidak perlu. 

Mungkin revolusi mental adalah bagian dari revolusi akhlak itu sendiri.Yang jelas, kedua revolusi semestinya dilakukan dengan cepat dan juga lambat. Kita harus cepat bergerak memulainya, tetapi jangan dipaksakan dan terburu-buru ingin melihat hasilnya, perlu menunggu waktu yang lebih lama."   (cetak miring oleh saya)

Sementara itu Rekan TotoPriyono memasang judul yang telah menyatakan siapa penulis siapa bagaimana yang ditulis. Rupanya diasumsikan olehnya atau masyarakat yg teramati bahwa kedatangan Habib Rizieq Shihab ini akan ada perubahan. Disamping itu diperkirakan Habib Rizieq Shihab dengan FPI adalah oposan terhadap Pemerintah. Dan pernah menyatakan bahwa Ulama berkedudukan lebih tinggi dari pemerintah. Maka TotoPriyono menegaskan harapannya untuk bersabar dengan tertulis : "Yang perlu kita lakukan adalah untuk bisa bersabar dalam melakukan proses perubahan,..." 

Dasar lain yang diharapkan adalah ini : "Catat ini dan sebarkan, biar pemerintah dengar. Kami siap mendukung anda kalau melakukan revolusi akhlak, kalau anda besok berbuat adil. Kalau anda menegakan keadilan, kalau anda merubah segala kezaliman ini menjadi ketaatan kepada allah kami siap menghormati anda. Kami siap tundauk kepada aturan anda. Kalau anda tidak adil, gelombang manusia, gelombang rakyat dari sabang sampai merauke akan melawan ketidakadilan" (Habib Rizieq Shihab- dikutip Detik.com)

Dari pembelajaran dua artikel yang terrekomendasi dan berita kegiatan dan dari situ visi dan programnya MUI saya ikut mencatat dan berharap bahwa Rovolusi yang berdengung-dengung itu bukan suatu langkah perubahan radikal.Dalam berrevolusi tikak ada oposan juga dalan  membangun budaya masyarakat beriman

Bahkan saya masih mengharapkan adanya langkah yang mendukung move-onnya MUI dalam berita terkutip diatas :

Tiga topik Strategis dikupas, Pengertian Budaya Barakah, Perlunya blueprint budaya Islam atau Islami; Seni budaya sebagai sarana dakwah yang tidak menimbulkan gejolak sosial, tetapi justru semakin memantapkan perkembangan sosial.

Menurut Kiai Sodikun, budaya barakah itu starting point-nya adalah bimbingan kebijakan Ilahi yang berupa tuntunan dari Allah.  Untuk itu perlu mengubah perilaku.  Itu yang sulit, maka harus dilakukan dengan strategi. Bicara strategi berarti membicarakan tema himayatul ummah (melindungi umat) dan sinergi baik dengan pemerintah (shadiqul hukumah).Kebijakan Ilahiyah menjadi sistem sosial. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline