Mungkin perlu dijelaskan dahulu apa itu sayur oblok, lengkapnya Sayur oblok-oblok. Sayur oblok-oblok adalah masakan berkuah untuk teman makan nasi di Jawa.
Isinya bermacam macam, ada kacang-kacangan, irisan tahu,irisan tempe, daun rembayung atau daun singkong. Menurut Google ada 62 macam resep dan setiap daerah ada model masing' Tetapi yang tampak nyata adalah rasa gurih kelapa muda dan kepelbagaian isian.
Kepelbagaian isian itu sebabnya saya angkat menjadi judul tulisan ini. Tulisan saya sebelum ini dinilai oleh sahabat saya seperti sayur oblok-oblok. Untuk menjaga branding maka justru tulisan saya perihal komunikasi sosial kali ini saya beri judul Sayur Oblok-oblok Komunikasi.
Pemikiran Komunikasi Sosial ini terpicu oleh satu peristiwa politis pernyataan Jokowi ini: "Langkah apapun yang extraordinary akan saya lakukan.
Untuk 267 juta rakyat kita, untuk negara. Bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle. sudah kepikiran ke mana-mana saya," kata Jokowi pada suatu rapat kabinet pada tanggal 18 Juni. Kata-kata itu tersebar melalui vcd yang tersiar kepada publik dari Istana baru tanggal 28 Juni 10 hari dari ucapan sendiri itu.
Kata ditanggapi langsung tidak langsung dengan kata pula, dan "kata-kata 'mereka" (jamak). Sudah banyak pula ulasan terhadap kata tanggapan dari negarawan maupun pakar, pengamat dan penulis di Kompasiana ini dan medsos umumnya. Itulah paket-paket kemasan perilaku komunikasi sosial, publik, dan politis.
Mau menyebut materi materi atau topik isian paket termaksud seperti: Kemarahan manusiawi, kekecewaan hasil kerja, hak prerogatif, evaluasi kinerja dan instrumennya, motivasi kerja, implikasi dan dampak sosial-ekonomi kerja yang dibawah harapan, padahal Covid 19 menuntut akselerasi program dan termasuk edukasi publik. (msn.com)
Komunikasi selalu mengutamakan tersampaikannya pesan. Namun materi-materi tersebut diatas disampaikan dengan pelbagai nada, dan membawa pesan yang lain pula. Pesan terselubung itu biasanya sangat terbaca dari atau oleh identitas sang pembicara.
Pesan DPR kepada Presiden tentu berbeda dari Pesan Ketua MPR kepada masyarakat. Seperti bedanya pula Pesan Presiden kepada para Menterinya tersebut dalam pemberitaan diatas. Pengamat politik, wartawan senior, jeli membaca gelagat dan pesan terselubung di dunia politik.
Akan tetapi sayur oblok-oblok hilang sifatnya oblok-oblok kalau tidak menyebut dimana adanya gaya pesan terselubung di dunia komunikasi. Sudah sejak zaman Pujangga Baru sastra Indonesia telah menyebut jenis karya sastra Roman Bertendens. Dalam sebuah karya sastra diakui adanya pesan sebenarnya dari penulis karya itu yang bisa dikemukakan di depan atau dibelakang dari sajian kemasan indah karya sastranya.
Didepan saya ini terletak sebuah buku berjudul: "Just for You." Sudah lama aku punya, dan sering melintas dibenak saya spontan: But Why Me? Not for youself ?.... Penulis buku itu bernama Mutiara Andalas SJ, seorang imam Katholik, yang saat itu studi doktoral di Berkeley USA.