Lihat ke Halaman Asli

Belarasa Keadilan Penderitaan

Diperbarui: 1 Maret 2018   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Ones life has value only so long as one attributes value to the lives of others by means of love, frienship, indignation, compassion.",demikian Simone De Beauvoir, seorang penulis, filosof, feminis dari Prancis yang hidup th.1908 - 1986   Hidup seseorang sungguh bernilai apabila bisa membagikan nilai kepada kehidupan orang lain seperti cinta kasih, persahabatan, pembelaan terhadap korban ketidak adilan, pembelaan terhadap penyandang derita.

Nilai kehidupan yang disebut dalam frase terkutip diatas adalah sikap berdasarkan pemikiran, perasaan,mindset,keyakinan, atau paradigma  menjadi suatu perbuatan sebagai respon positip terhadap sesamayang mengundang respon itu. Pelaksanaan nilai-nilai tersebut bila dilaksanakan berulang kali membangun pada diri orang itu suatu keutamaan yang terpuji.

Karena cinta kasih dan persahabatan telah banyak dibahas. disini perhatian kita fokuskan kepada dua perbuatan pembelaan terhadap penyandang derita dan penyandang tindakan tidak adil.

Dua perbuatan ini sama sama diranah kehidupan yang pada umumnya tidak menyenangkan, tidak seperti pada umumnya dengan cinta kasih dan persahabatan. Meskipun cinta kasih dan persahabatan juga tidak selalu dalam kegembiraan  Mungkin untuk mudah menggambarkannya Cinta Kasih dan persahabatan ada pada tahap mengarah kepada kebahagiaan, sementara Pembelaan Untuk Keadilan dan Pembelaan untuk penderitaan masih berkutik kearah terbebaskannya dari petaka atau penderitaan.

Orang yang dicintai (suami,isteri,anak,sahabat) dalam percintaan dan persahabatan jelas orang-orang yang sudah dekat dikenal. Tetapi untuk perbuatan bela rasa adil dan belarasa derita membutuhkan energi khusus atau spesifik yaitu Kepedulian.

Kepedulian dan perhatian membutuhkan kejeliaan pengamatan dimedan kehidupan sosial yang lebih luas. Dan kesiapan untuk keikut sertaan minimal merasakan seperti yang dirasakan orang lain (bukan suami/isteri/anak/sahabat,orang dekat). Seandainya sasaran perbuatan bela rasa itu termasuk kategori suami/isteri/anak/sahabat/orang dekat mungkin kenyataan yang dikerjakan sama, maka memang pada dasarnya semua itu memang perbuatan cinta kasih kepada sesama.

Belum lama ini pada sebulan Februari yang lalu, dua kali pintu rumah diketuk,dan diberi edaran berita duka/kematan dan telpon berdering, pesan WA dua kali lebih dari teman grup, atas kematian seorang teman sekegiatan sosial. Mereka bukan keluarga tetapi teman yang punya keluarga.  Kepada keluarga orang yang meninggal sudah menjadi adat kita berkata : Ikut Bela Sungkawa, Ikut berduka.

Beberapa waktu lalu ada berita demo yang mendukung dan/atau melawan keputusan pengadilan atas KP dst. Kendati yang terjadi sudah adanya Pengadilan, tetapi ada orang bilang ada pula Rasa Keadilan masyarakat yang harus didemontrasikan.

Dikasus -kasus sana tadi terlepas benar tidaknya perbuatan itu sendiri tetapi ada banyak hal tersimpul :

a. Berita, kaitannya dengan kepedulian,

b. Duka terkait siapa yang berduka, siapa yang diadili, dst

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline