Lihat ke Halaman Asli

Lansia dan 28 Oktober

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti saran opini Pak Thamrin Dahlan saya sekarang mau menulis sejarah. Entah berapa penting atau kurang penting peristiwa ini. Lansia yang tergabung dalam Paguyuban Tyas Sumawur Cahyo Sumunar Bantul Yogyakarta merayakan ulang tahun paguyuban bersama memperingati Hari Soempah Pemoeda tg 28 Oktober.

Paguyuban Lansia ini didirikan dua tahun yang lalu. Saya sendiri baru hari ini bersedia bergabung dan menyatakan siap didaftar. Sebelum ini bahkan saat paguyuban ini dirintis saya enggan diajak berpartisipasi. Saat itu saya berumur 69th. Pertama saya masih mempunyai kerja dalam LSM dan keterlibatan pada program bagi generasi muda. Dan kedua saya merasa masih tambah semangat hidup dengan bersama bergumul membangun kelompok bersama kaum tani muda. Sementara bergabung bersama mereka di Paguyuban Lansia bergaul dengan para purna tugas dan sungguh lansia.

Kemarin lagi saya diundang dalam pertemuan memperingati 2 tahun Paguyuban Lansia itu. Masih saya jawab Males. Ibu wakil Ketua datang dipos kegiatan saya. Mengundang langsung. Pertemuan itu akan sekaligus memperingati Hari Soempah Pemoeda….. Nah ini baru saya tertarik.

Semalaman masih saya pertimbangkan. Memang kini umur saya 70 tahun lebih. Kalau bepergian sendiri orang bertemu bilang : Siapa yang menemani pak?Jawabku : Sendiri. Orang itu bilang, Selamat jalan pak: Hati-hati.

Memang seumur saya sudah harus lebih hati2. Apalagi pernah lumpuh separo, jalanpun tidak tegak lurus. Yaaaa sudah saya putuskan untuk pertama kali mengikuti acara / upacara memperingati Hari Soempah Pemoeda bersama Lansia. Hari Jumat Tanggal 28 Oktober 2011. jam 09.00 dimulai.

Pagi tadi saya bersama isteri datang ketempat acara. Berdatangan para eksponen lansia dari wilayah sekitar. Pembawa acara cukup arif, mantan guru SMP di Jakarta. Acara terkesan santai, disampaikan dalam bahasa Indonesia dan Jawa, terramu lancar. Acara pertama : Lagu Indonesia Raya. Mengheningkan Cipta, diiringi lagu syahdu dari ibu2. Sambutan Ketua Paguyuban. Lagu selingan Tembang Jawa oleh koor. Doa dipimpin oleh Petugas. Lagu Jawa berisi Sejarah Paguyuban dan Soempah Pemoeda.

Hikmah Hari ini disampaikan oleh Pembina Paguyuban. Yang mengejutkan dilagukan olehnya tembang Jawa pula berisi tentang falsafah manusia sebagai kendi/ tempat air dari tembikar. Sifatnya lemah, setiap kita lansia pasti mengalami sadari kelemahan itu. Mulutnya terbuka keatas. Siap menerima perintah Tuhan. Tugasnya masih saja menyalurkan air dari corong penyaluran air yang diterima dari Sang Pencipta.

Tanpa saya duga saya diminta mengisi acara, mengganti petugas yang tak jadi bisa datang. Demikian kondisi lansia bisa saja mendadak pusing.

Spontan saya sampaikan sebagai sharing disana, bahwa dalam Paguyuban ini saya anggota termuda, baru hari ini bergabung. Sebab sebelumnya saya masih merasa belum layak menjadi lansia, manusia lanjut usia. Saya masih merasa lebih bahagia bergumul bersama kaum muda. Hari Sumpah Pemuda yang diperingati hari ini telah terjadi di tahun 1928. Dahulu peristiwanya, semangatnya masih hidup hingga kini. Maka saya juga mau ‘dahuhu mudanya’, kendati kini semangatnya masih ada. Raga saya harus diakui telah ‘lansia sekarang’ Mari bergabung untuk ‘Persatuan’. (di Fb saja diberi gelar Kakek…teman fbnya para cucu….!)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline