Lihat ke Halaman Asli

Ramadhanmu - Ramadhanku

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Untuk saudaraku yang Muslim)

Sudah lama setiap kali setiap tahun saya amati, saya perhatikan dan saya pelajari bagaimana, mengapa. Tahun lalu pernah kutulis bagimu saudara, bahwa bulan ini bulan suci bagi anda. Dan saya melihatnya sebagai berkah, Berkat Tuhan.

Anda mensucikan diri dengan menahan lapar dan dahaga. Anda meningkatkan dan menambah amal dan doa. Bahkan anda dengan demikian membangun kebersamaan atau mungkin apa yang anda sebut dengan istilah ukuwah.

Dengan melihat dan ikut merasakan saat-saat ini saya menerima pembelajaran yang saya sebut juga suatu hikmah. Banyak hal saya belajar dari itu semua. Oleh karenanya saya ikut bersujud bersyukur demi melihat limpahan barokah Tuhan kepada umat manusia. Sebab yang anda laksanakan adalah ibadah dan aktualisasi iman. Memang nampak disana sini ada kemasan adat dan budaya.

Ramadhanbagi saya adalah event yang istimewa, sangat panjangdan melibatkan sebagian besar warga. Itu suatu peluang bagus menurut saya untuk setiap orang meng-aktualisasikan diri, sebagai orang beriman yang mencintai dan menghormati sesama. Dan anda perlu tahu bahwa saya bukan Moslem. Saya Kristiani, dibabtis sejak bayi, artinya mendapat iman warisan ayah bunda. Sejak kecil dalam asuhan cinta keluarga kristiani, pendidikan sekolah dasar hingga sekolah tinggi secara kristiani. Maka saya hanya berusaha memaknai dan menghormati sebaik saya bisa.

Belajar pula dari ungkapan-ungkapan dari kalangan anda sendiri, saya suka dengan istilah kembali ke fitri. Itukah barokah dari Ramadhan anda?

Pembelajaran dari “kembali ke fitri” saya membayangkan tokoh Abraham. Tokoh itu boleh disebut Bapak Iman. Tokoh itu yang pertama kali memperoleh wahyu boleh mengimani Allah yang Satu. Dengan imannya dia pergi dari dusunnya di tanah Aram, memudik bengawan Tigris berlanjut ketepi Laut Tengah, bersama isterinya, percaya nanti akan menjadi bapak bangsa.

Dengan Iman sederhana dia kuat melakukanperjalanan sangat panjang menghitung tahun-tahun harapan. Dilakukan bahkan sebelum ada Ismail. Sebelum dilihat dapat menjadi seorang bapak untuk seorang anakpun, berani berharap Sang Khalik akan membuat dia jadi bapak bangsa besar.

Pengalaman Iman itu pengalaman iman sederhana, kuat, dan berdaya guna besar. Iman mendasar, bagaikan anak percaya sama ibunya. Ini kusebut :

Fitri pengalaman dan pengalaman fitriah akan Allah,

Tiada mengenal selingkuhnya iman,

Iman yang sinergik di jiwa Abraham,

Bapa Iman, Bapak kaum beriman.

Dan itulah Dasar penghayatan saya akan Ramadhan..

Maka sekali lagi ditegaskan : Ramadhan bagi saya adalah event yang istimewa, sangat panjangdan melibatkan kita semua secara bersama. Itu suatu peluang bagus menurut saya untuk meng-aktualisasikan diri, sebagai orang beriman yang mencintai dan menghormati sesama.Dan karena itu saya boleh bersyukur dan memuliakan Tuhan bersama anda. Dan perbolehkanlah saya bilang Ramadhanmu – Ramadhanku. Wassalam .. Selamat menunaikan ibadah puasa…




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline