I. Peristiwa tg 22 September 2010
Waktu itu pagi-pagi datang mampir kerumah saya, pak Sutiyo seorang musafir, teman baru saya. Dia seorang tua mengaku berumur 73 tahun. Dia datang dari kota Kartasura sedang dalam niat berkelana berziarah ke candhi Ganjuran, Yogyakarta. Katanya diujung usianya hendak bermatiraga untuk memohon kesejahteraan bagi enam anak-anaknya, 12 cucunya. Sebuah pengakuan yang mengusik hati saya.
Dengan penampilan yang teduh sederhana memperlihatkan seluruh hati dan jiwa dari sosok umur dan pribadi yang mengendap, tetapi tetap cerah ceria dari dalam. Banyak pelajaran hidup yang saya terima. Terkunyah apa tertelan masuk kedalam lubuk terdalam dihati, semoga menguatkan sanubari saya.
Betapa tidak ! Salah satu pesan sederhana:
<< Jangan membicarakan Tuhan, tetapi berbicaralah saja kepadaNya>>
Permainan kata kata yang dalam juga.
II. OPINI :
Saya jadi berfikir bahwa banyak orang yang suka berbicara tentang Tuhan, jangan-jangan malah mereka tidak kenal dengan Tuhan. Maka mereka berbicara panjang, banyak berteori, tetapi tanpa mengalami siapa Tuhan bagi dia. Sementara pihak yang lain orang yang berdoa.
Apabila kerangka pikir ini dilanjutkan, saya terpaksa bertanya mereka yang berdebat tentang Tuhan tentang agama tentang perbedaan agama, kapan mereka berdoa. Berdoa adalah berbicara kepadaNya. Apa Tuhan menyuruh mereka untuk bertengkar......
Ah, itu omong kosong saya........
III. LANJUTAN PERISTIWA