Lihat ke Halaman Asli

Cara Sederhana Menghindari Sesat Pikir

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Maksud saya dengan“cara sederhana”, sama dengan cara “saya”, yang “tidak ilmiah”, “cara berfikir yang mungkin bodoh”. Tetapi itu saya lakukan dan nampaknya usaha saya cukup berhasil. Dalam hal apa ?“Menghindari Sesat Pikir” Indikasi keberhasilan itu bahwa tidak ada kritik atau protes dari pemikiran yang saya lontarkan. Memang pemikiran saya tidak pernah hebat, muskil, berbelit, atau tinggi, namun mau berbagi dan tulus saja yang relevan di Kompasiana menurut saya.

Saran sederhana itu demikian ini :

1.Berangkatlah dari realita, kenyataan.

2.Jangan menulis/berkata, bahwa sesuatu itu ya dan sekaligus tidak

3.Kalau memang anda jangan katakan itu “dia”

4.Runut dan pakai pemikiran umum, biasa, menurut akal sehat. Jangan merasa mempunyai cara berfikir yang berbeda dari sistem berfikir orang yang mau ajak bicara / pembaca tulisan anda

5.Jangan memaksakan kehendak bahwa orang harus sependapat dengan anda kalau anda sedang mau membuktikannya.

6.Gunakan Cara berfikir setapak demi setapak, berturutan, lurus, tertib, tidak meloncat-loncat tanpa aturan berkelanjutan, dari yang umum ke yang khusus, atau dari yang khusus-khusus menuju satu yang berlaku bagi semua.

7.Nyatakan ya atau tidak dengan “cukup alasan”, sebab secara alami semuanya tidak serba tiba-tiba.

8.Tetapi awas yang sebelumnya juga tidak selau menjadi sebab yang terjadi sesudahnya.

9.Memang kita perlu belajar “Berproses alami, artinya bahwa orang yang demikian itu sebenarnya berbuat seperti proses dalam alam : melahirkan menumbuhkan (bandingkan natura = alambandingkan arti kata Phisis. Tumbuh).

10.Demikian lalu orang bilang : Akal Sehat mengatakan…….Itu mau, bermaksud mengatakan : Saya berpendapat bahwa pada umumnya oraang mengatakan…… Pendapat, pemikiran yang diterima oleh orang sehat, normal, tanpa harus atau merasa perlu diteliti dengan alat-alat penelitian tertentu.

http://filsafat.kompasiana.com/2014/05/22/akal-sehat-654194.html

Memang kita perlu : Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir, kekeliruan, serta kesesatan. Biasakan berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis. Biasakan membuat analisis terhadap peristiwa peristiwa sekitar kita. Dengan kebiasaan itu pikiran kita menjadi semakin tajam. Kita akan semakin mampu berfikir secara abstrak, cermat, dan objektif, kritis, methodis dan berkelanjutan.

Sumber :

1.http://filsafat.kompasiana.com/2014/11/03/ketika-label-konseptual-menjadi-stigma-dari-deskripsi-ke-preskripsi-684355.html)

2.http://whereisthewisdon.wordpress.com/2014/01/23/hukum-hukum-logika/

3.http://filsafat.kompasiana.com/2014/05/22/akal-sehat-654194.html




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline