Lihat ke Halaman Asli

Asti Sundari

Berfikir adalah salah satu cara bersyukur telah diberi akal. Sebab keunggulan manusia dari akalnya.

Kisah Pilu Anak-anak di Era Digital

Diperbarui: 25 Juli 2022   20:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Hari Anak Nasional diperingati pada tanggal 23 Juli, sudah berlalu beberapa hari lalu sejak tulisan ini ditulis. Namun, disaat hari anak nasional diperingati oleh banyak anak di Indonesia kisah pilu anak-anak masih saja kerap terjadi, entah anak yang menjadi korban orang dewasa atau kasus anak dengan anak kembali. Kisah pilu anak-anak khususnya dijaman digital saat ini sangatlah menakutkan bagi kebanyakan orangtua, karena dimudahkannya akses informasi sehingga kontrol orangtua kepada anak saat mengakses informasi sangatlah sulit.

Belakangan terjadi banyak peristiwa mengejutkan dimana sekelompok anak membuat konten menabrakkan diri ke depan truk, atau yang baru-baru terjadi bulyying anak di sekolah sampe kehilangan nyawa korban, padahal ini dilakukan oleh teman sebaya. Dalam menghadapi era digital saat ini kita tidak bisa menentukan siapa musuhnya, anak-anak harus dilindungi dari siapa, bahkan orang terdekat anak bisa saja menjadi pelakunya. 

Perlindungan anak belum mampu sampai pada titik aman apalagi dengan perkembangan digital, perlindungan anak harus mulai disesuaikan dengan kondisi saat ini. Bukan berarti anak-anak tidak diajarkan tentang teknologi, dijauhkan dari teknologi karena hal itu bukanlah solusi dan akan menghambat perkembangan anak kedepan. Namun, yang harus diajarkan pada anak adalah rasa tanggung jawab dalam mencari informasi, mengelola informasi dan memahami mana yang bersifat entertaiment, mana konten yang berbahaya, mana yang edukatif dan bisa dicontoh. 

Memberikan pemahaman bahwa tidak semua di dalam video benar atau salah namun alangkah baiknya tidak mudah mempercayai informasi yang belum tentu sumbernya. Namun sebelum mengajarkan hal-hal diatas pada anak-anak, sebagai orangtua kita harus menerapkan hal-hal tersebut ke dalam diri sendiri. Mengajarkan bukan tentang menuntut anak untuk paham dan melakukannya sendiri tapi malah tidak ditemani oleh orangtuanya. Alangkah lebih baik dibarengi dengan memahami bersama, saling belajar satu sama lain. 

Kisah pilu yang terjadi dimasa lalu semoga menjadi pembelajaran bagi kita semua, bahwa anak adalah generasi penerus bangsa ini. Maka harus diberikan yang terbaik agar anak-anak berkembang dengan baik dan penuh tanggung jawab dengan masa depannya. Memahami anak sebagai manusia seutuhnya yang mempunyai perasaan, pikiran dan pendapatnya sendiri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline