Lihat ke Halaman Asli

Asti Sundari

Berfikir adalah salah satu cara bersyukur telah diberi akal. Sebab keunggulan manusia dari akalnya.

Romantisasi KDRT

Diperbarui: 6 Juli 2023   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: freepik.com oleh pikisuperstar

Seperti sebuah kisah dongeng para putri dan pangerannya, yang menceritakan seorang perempuan yang mampu mengubah pasangannya sesuai dengan keinginannya. Laki-laki kasar itu akan luluh dan takluk dengan kecantikan, kelembutan perempuan yang ia cintai. 

Demi mendapatkan hati perempuan tersebut, laki-laki itu berubah menjadi malaikat penolong. Atau kisah film Bridgerton bagaimana seorang perempuan harus menawan untuk mendapatkan laki-laki dengan mengerjakan pekerjaan rumah dan berbicara lemah lembut. 

Ketimpangan relasi antara perempuan dan laki-laki terjadi dimana laki-laki bebas mengetahui, melakukan seks dan perempuan yang baik adalah perempuan yang tabu tentang seks. 

Kisah yang dicerikatakan dalam film Bridgerton memang mengambil kisah kerajaan di inggris. Film lainnya seperti film disney dengan judul Mulan yang juga menceritakan seorang gadis dengan kemampuan bela diri namun dipaksa mendatangi biro jodoh dan didandani untuk mendapatkan laki-laki padahal dirinya ingin masuk militer.

Yap, kisah diatas adalah kisah-kisah yang diceritakan tentang gambaran perempuan tempo dulu, hal itu juga terjadi di Indonesia. Namun, pada era modern saat ini kisah-kisah itu di romantisasi menjadi indah sehingga kita menganggap hal itu menakjubkan. 

Misalnya saja tentang cuplikan sebuah video yang viral karena menceritakan bagaimana istri yang baik adalah istri yang mampu menahan segala permasalahan didalam rumahnya tanpa diketahui oranglain termasuk perlakuan kasar suami. Alasannya tidak mengumbar aib suami namun jika merujuk kekerasan itu tidak dibenarkan.

Yang paling mengerikan kisah-kisah itu diromantisasi bak sebuah film romansa tahun 90-an atau bahkan jauh sebelum itu.  Hal ini berkaitan juga dengan aliran filsafat Romantisme, silahkan cari dan baca. Dimana sikap kasar dan over protective dianggap  sebagai tanda seseorang mencintai. Bahkan ketika mendapatkan perlakuan kasar seperti dipukuli maka korban apa yang dilakukan pelaku sebagai tanda cinta.

Aliran romantisme dalam filsafat menceritakan tentang bagaimana mengagung-agungkan seseorang, memuja-muja seseorang dengan berlebihan. Artinya meromantisasi adalah melebih-lebihkan sesuatu, bahkan membenarkan sikap tertentu yang nyatanya itu salah. 

Memang kita tidak bisa mengetahui takaran yang baik tentang sebuah hubungan itu seperti apa, karena setiap pasangan tentu memiliki caranya masing-masing. 

Namun jika diri sendiri merasa tidak nyaman sejak awal dengan sikap dan perlakuan pasangan alangkah baiknya jika hal itu di komunikasikan, jangan sampai membuat kita terbiasa dan menganggap hal itu biasa. Berbeda pendapat itu biasa, tapi memaksa menyeragamkan pendapat juga salah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline