Lihat ke Halaman Asli

Astiria Maura

Mahasiswi PGPAUD

Tempat Wisata Religi di Lembang, Bandung: Vihara Vipassana Graha

Diperbarui: 11 Oktober 2023   16:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gedung Utama Vihara Vipasaana Graha/Dok pribadi

Vihara Vipassana Terletak di Jl. Kolonel Masturi, No.69, Sukajaya, Lembang, Bandung.

Vihara ini memiliki sejarah pembangunan yang cukup panjang yang dimulai sejak tahun 1976. Pada tanggal 3 Oktober, di dirikan Majelis Agama Buddha yang bernama Majelis Pandita Buddha Dhamma Indonesia (MAPANBUDHI) di Bandung yang akhirnya diubah lagi menjadi Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (MAGABUDHI). Selama perjalanan yang cukup panjang, akhirnya peletakan batu pertama pembangunan dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 1992.  

Dalam Kegiatan Modul Nusantara Kelompok 2 di Vihara Vipassana Graha ini, kami membahas mengenai keberagaman dalam beragama dan berkeyakinan. Dalam hal ini kami di tuntun oleh Bhante Suddhasilo dalam menyelami keberagaman agama Buddha yang ada di Indonesia, dan terkhusus pada Vihara Vipassana Graha Lembang, Bandung.

Vihara Vipassana Graha dikenal sebagai tempat untuk belajar dan berlatih meditasi Vipassana yang merupakan suatu teknik meditasi Buddha yang berfokus pada pengamatan dan juga pemahaman dalam alam batin manusia. Meskipun Vihara ini merupakan tempat ibadah agama Buddha, namun semua orang bebas mengunjungi tempat ini, bahkan kursus meditasi juga biasa dibuka untuk umum.

Berdasarkan informasi yang diberikan oleh pemuka agama alias kerohanian Buddha yaitu Bhante Suddhasilo, ia menjelaskan bahwa di dalam Agama Buddha, Meditasi merupakan sebuah aktivitas yang bertujuan untuk menenangkan pikiran dan tubuh atau bisa juga diartikan sebagai ketenangan batin. 

Dalam kepercayaan Buddha sendiri meditasi terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Samatha Bhavana (Pengembangan Ketenangan Batin), dan
2. Vipassana Bhavana (Pengembangan Pandangan Terang).
Untuk waktu pelaksanaan meditasi, terdapat waktu-waktu utama, namun pada dasarnya meditasi bisa dilakukan dimana saja.

Bhante Suddhasilo juga menjelaskan mengenai 4 hari besar keagamaan Buddha, yaitu:
1. Waisak, yang merupakan hari besar dimana umat Buddha memperingati 3 peristiwa penting, yakni: Hari Kelahiran Pangeran Siddharta, Hari Pencapaian Penerangan Sempurna Pertapa Gautama, dan Hari Wafatnya Sang Buddha yang artinya mencapai Nibbana
2. Kathina, yang merupakan upacara persembahan jubah kepada Sangha usai menjalani Vassa
3. Asadha, yang merupakan peringatan hari peristiwa Khotbah Dhama Cakka Pavattana Sutta oleh Buddha kepada Panca Vagiya (Kodanna, Bhadiya, Vappa Mahanama, dan Asajji) di Taman Rusa Isipatana pada tahun 588 SM.
4. Magha Puja, yang merupakan hari untuk memperingati disabdakannya Ovadga Patumokha, Inti Agama Buddha, dan Etika Pokok para Bikkhu di hadapan 1.250 Arahat yang ditahbiskan oleh sang Buddha sendiri di Vihara Veluvana, Rajagaha. Dan adapun Kitab Suci yang digunakan oleh agama Buddha, yaitu Tripitaka yang berarti 3 keranjang.

Kelompok 2 Modul Nusantara UPI Bandung/Dok pribadi

Bhante tersebut menjelaskan bahwa dalam ajaran Agama Buddha kita diajarkan untuk senantiasa membantu orang lain, melakukan kebajikan serta tidak menyusahkan orang lain, alias kita harus menjadi berkat dan bermanfaat bagi orang lain.

Melalui kunjungan ini kami menjadi tahu bahwa Indonesia memiliki Keberagaman dalam keagamaan dan keyakinan, untuk itu kita harus menumbuhkan rasa toleransi  saling menghormati serta menghargai keyakinan orang lain yang berbeda keyakinan dengan kita.

Karena perbedaan tersebut bukan menjadi pembatas tali persaudaraan melainkan mempererat tali persaudaraan seperti semboyan bangsa Indonesia  Bhineka Tunggal Ika yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline