Lihat ke Halaman Asli

Asti Pravitasari

Penulis Freelance

Anatara Tinggi Hati dan Rendah Hati

Diperbarui: 30 Oktober 2023   08:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Orang yang tinggi hati dijauhi banyak orang. Banyak sekali perkataan yang dibesar-besarkan olehnya. Bahkan, perkataannya menjurus ke kebohongan demi kebohongan. Itu dikatakannya, agar dia mendapat perhatian lebih dari orang lain.

Mereka suka sekali menjadi pusat perhatian. Bahkan, mereka suka dibangga-banggakan. Kalau ada orang yang mengidolakan mereka, pasti tidak sedikit yang jadi besar kepala dan berkata "Wah, aku gitu lho. Masa aku nggak hebat?"

Mereka seakan menggantikan Tuhan. Akhirnya, mereka menjurus ke kehancuran demi kehancuran.

Berbeda dengan orang yang rendah hati. Banyak teman mereka. Orang yang rendah hati tidak hanya disukai manusia, tetapi juga Tuhan.

 Oleh karena itu, firman Tuhan dalam Amsal 18:12 mengatakan "Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan."

Mari kita berubah jadi rendah hati, agar kita mendapatkan kehormatan dari Tuhan maupun manusia.

Jangan sampai hidup kita hancur karena tinggi hati. Apa pun yang kita dapatkan atau miliki sampai sekarang dan seterusnya, semua itu adalah pemberian Tuhan. Anugerah Tuhan. Kita tidak sepatutnya berbangga diri.

----

Karanganyar, 30 Oktober 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline