Lihat ke Halaman Asli

Asti Pravitasari

Penulis Freelance

Saudara Seiman dan Kisah Kami

Diperbarui: 25 Oktober 2023   18:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sejak saat itu, lelaki yang sekarang kuanggap saudara laki-lakiku itu selalu berbicara hal-hal yang serius padaku. Dia mengalami masa lalu hampir sama denganku. Tetapi, dia lebih dahulu survive. Dia juga dipakai Tuhan untuk membuat aku bertobat.

Pesannya ketika kami terakhir ketemu juga serius, "Tadi pas di kamar mandi, aku diingatkan Tuhan. Jangan menggunakan kasih karunia Tuhan Yesus untuk melakukan dosa lagi."

Benar, saat itu aku bergumul dengan dakwaan dan ajakan iblis agar aku melakukan dosa yang telah kulakukan di masa lalu kembali. Meskipun itu hanya melalui mimpi, tapi itu sangat-sangat menyiksaku.

Aku juga minta didoakan oleh kekasihnya, yang juga sudah kuanggap sebagai adikku, agar aku tidak lagi jatuh ke dalam dosa. Tetapi, aku tetap  taat dan setia pada Tuhan.

Bukannya aku mengandalkan manusia, tetapi aku sedang membutuhkan dukungan doa saat itu.

Nah. Pada waktu kami bertiga habis mengantarkan adik Perempuanku yang lain, adik laki-lakiku itu mulai bergurau. Ternyata, dia berbakat Stand Up Comedy. Lucu juga dia itu. Baru kutahu saat kami CG di Tawangmangu beberapa minggu lalu. 

Puji Tuhan, pada akhirnya aku ikut Pendalaman Alkitab setelah saudara dari GMS Solo lain menyadarkan aku agar tidak lagi menunda-nunda waktu untuk menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan agar Tuhan mulai memakai aku menjadi hamba-Nya. Seperti nubuat yang dikatakan oleh hamba Tuhan saat aku Fellowship PBIS (Pemuda Injil Sepenuh) Lereng Lawu di Karangpandan.

Benar saja, tiga belas kali pertemuan Pendalaman Alkitab yang berpusat di Korea Selatan dan di seluruh dunia (termasuk Indonesia) kini aku semakin siap dipakai Tuhan untuk perkara kecil maupun besar.

Kini, aku juga percaya Nubuat-nubuat-Nya dan aku yakin kalau Tuhan genapi nubuat yang terdapat di Alkitab itu, aku bisa mengenali-Nya. Aku sudah diajari tentang itu+diberi Tuhan pengertian. Ya, untuk mengerti Nubuat yang berupa perumpamaan di Alkitab, perlu kasih karunia dan pewahyuan Tuhan. Nggak boleh menafsirkan Nubuat. (Ada di Kitab Wahyu 22:18) Kalau tidak mau percaya Nubuat dan Kegenapan. (Wahyu 22:19)

Jadi intinya menafsirkan Nubuat di Kitab Wahyu sama saja menambahkan, tidak percaya Nubuat dan Kegenapan di Kitab Wahyu sama saja mengurangi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline