Mentari pagi itu berdiri malu-malu, namun cahayanya mampu membangunkan seorang gadis cantik yang baik hati siapa lagi kalau bukan Mawardhani Tribhuwana Tunggadewi.
"Sayang udah bangun ? Cepet mandi nak terus sarapan. Papah udah nungguin dibawah" ucap bu Shanti sambil tersenyum diambang pintu.
"Iya ma" ucap Mawar sambil tersenyum dan menghampiri ibunya lalu memeluknya.
Setelah 1 jam berlalu, akhirnya Mawar telah selesai bersiap-siap. Lalu ia turun dan menghampiri kedua orang tuanya.
"Putri papah satu-satunya kenapa bangunnya siang sayang ? Gak biasanya" Ucap pak Chandra sambil mengelus ujung kepala putri semata wayang nya itu tak lupa dengan senyum yang manis dan terlihat sangat tulus.
"Semalem Mawar ngeberesin PPT pah buat tugas sejarah, soalnya hari ini presentasi nya" ucap sang anak sambil memakan omelette keju buatan sang ibu.
Ya benar, Mawar adalah seorang gadis yang berusia 17 tahun lebih tepatnya ia sedang duduk di bangku SMA kelas 12.
"Ya udah cepet makan nya sayang, keburu siang nak takut jalanannya macet. Jangan lupa diminum susunya" ucap sang ibu sambil menambah beberapa potong kentang goreng kedalam piringnya dan menuangkan susu ke dalam gelas suami dan anaknya.
Setelah beberapa menit kemudian, Mawar dan pak Chandra bergegas pergi tak lupa mereka juga pamit kepada wanita yang sangat mereka sayangi, siapa lagi kalau bukan bu Shinta.
07.00, SMAN 4 JAKARTA.
"Selamat pagi anak-anak, jangan lupa hari ini presentasi tentang pahlawan integrasi bangsa" ucap bu Dewi, seorang guru Sejarah Indonesia.