Lihat ke Halaman Asli

Century: Masalah Politik, Bukan Masalah Rakyat

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Desas desus dan putusan akhir dari drama kasus Bank Century telah menemui titik akhir. Putusan final dari drama tersebut telah ditentukan dengan terpilihnya opsi C yang ditentukan melalui voting terbuka Rapat Paripurna DPR. Opsi C tersebut secara umum menjelaskan bahwa kebijakan dalam mengatasi permasalahan Bank Century melalui dana talangan (bailout) sebesar 6,7 triliun rupiah adalah salah, dan berujung dengan tersudutnya Gubernur Bank Indonesia (BI) ketika itu, Boediono, dan Ketua KSSK, Sri Mulyani, serta menyerahkan kasus ini kepada aparat penegak hukum untuk segera diproses.

Menindak lanjuti keputusan tersebut, masih banyak agenda dari anggota dewan kedepan, salah satunya dengan membentuk Tim Pengawas dalam pelaksanaan opsi c tersebut. Di sisi lain, hiruk pikuk perjalan dan tingkah laku anggota DPR pun telah menuai banyak kritikan, terlebih dengan kisruhnya rapat paripurna dalam pembahasan masalah Century hari pertama kemarin (2/3). Kritikan ini yang kemudian akan berkembang di masyarakat tentang kredibilitas anggota dewan. Anggapan ini memunculkan pertanyaan besar, "Apakah mereka sadar keberadaan mereka disana untuk apa dan siapa? Dan masihkan mereka memikirkan rakyat?".

Jika mayarakat dapat melihat luas keluar, tentunya permasalahan bangsa ini bukan hanya terletak pada masalah Century saja, masih banyak permasalahan rakyat yang harus tetap diperhatikan. Tenaga parpol pun sudah tekuras habis untuk membahas masalah Century ini, sehingga tak jarang kepentingan politik lebih menarik dibanding masalah rakyat yang sangat mendesak dan semakin memprihatinkan.

Realita yang terjadi di masyarakat saat ini terlihat semakin memprihatinkan dan membutuhkan bantuan dan perhatian pemerintah. Rakyat juga merasakan kesengsaraan akibat dari naiknya harga kebutuhan pokok dan diperparah dengan bencana alam yang tidak dapat dihindari. Rakyat pun hanya berharap sederhana, yaitu hanya demi sandang, pangan, papan yang tercukupi, kesejahteraan, pelayanan kesehatan, pendidikan, lingkungan yang aman, dan banyak lagi harapan sederhana dari rakyat yang harus diperhatikan.

Memperhatikan harapan rakyat yang sederhana tersebut, tentunya sangat berbanding terbalik dengan kondisi yang dirasakan saat ini. Kondisi ini terlihat dengan makin memanasnya situasi elite poltik didalam gedung DPR dan diperparah dengan aksi demostrasi massa di depan gedung DPR yang diikuti dengan aksi anarkis dari para demonstran. Aksi ini yang akan semakin menjauhkan harapan sederhana masyarakat yang masih menginkan ketentraman dan lingkungan yang aman dan hal - hal lainnya diluar urusan politik. Sesuatu yang cukup ironi memang, bila melihat sikap wakil rakyat dan demonstran yang semakin panas dan anarkis, yang tetap mengusung nama golongan dan kepentingan politik di atas nama rakyat, sedangkan rakyat sendiri pun tidak mengerti politik apa yang sedang mereka perjuangkan.

Politik bukan hal baru bagi rakyat, dan juga bukanlah hal yang menarik untuk selalu dinomor satukan. Sejatinya, rakyat hanya memiliki harapan sederhana terhadap pemerintahan yang akan mewujudkan harapannya itu. Rakyat bukannya acuh dan apolitis terhadap perkembangan politik, tapi rakyat sudah semakin jenuh dengan sikap politik yang saling menjatuhkan dan bukannya saling mendukung dan membangun agar pemerintahan berjalan dengan baik dan efektif terlepas dari permasalahan yang timbul.

Harapan sederhana yang diinginkan rakyat dapat terlihat seperti, sandang pangan papan yang terjamin, kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, lingkungan yang aman dan berbagai program pemerintah yang akan mendukung kearah tersebut. Bercermin dari harapan tersebut, timbul pertanyaan kembali, bagaimana pemerintah dapat memperhatikan rakyat dan menjalankan programnya dengan baik, sementara pemerintah hanya disibukkan dengan agenda dan hujatan dari para politisi dan pihak-pihak yang tentunya akan semakin mendeskriditkan dan menghambat kinerja pemerintah yang seharusnya tetap berjalan kearah harapan rakyat tersebut.

Menyikapi keseluruhan dan memperhatikan permasalah Century dan politik yang memanas, sebenarnya rakyat tidak menaruh perhatian penuh mengenai kebijakan century, apakah salah atau benar. Rakyat hanya berharap agar rakyat selalu diperhatikan dengan kehidupan layak yang sejahtera dan terjamin, serta nasabah bank century dapat mendapatkan kembali uang yang dimilikinya. Oleh karena itu, sejatinya rakyat sangat mengharapkan program pemerintah dapat berjalan dengan baik tanpa hambatan dan tanpa hujatan yang melemahkan kinerja pemerintah. Sejalan dengan itu, pemerintah dan rakyat secara bersama - sama hanya berharap sederhana kepada seluruh pihak untuk dapat membangun negara ini dan tetap memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, bukan hanya politis semata.

Jadi, biarkan pikiran anda tulus berfikir, masih adakah perjuangan yang murni di mulut para politisi dan di otot dan teriakan keras para demonstran? sedangkan rakyat yang "katanya" mereka perjuangan nasibnya merasa "malu dan kesal" dengan tingkah kasar dan rusuh yang cenderung tak ber-etika, dan masihkan rakyat mau mengakui mereka sebagai "pejuang" nasib mereka sedangkan mereka pun tak mengerti apa yang rakyat butuhkan sebenarnya.

Biarkan pikiran anda tulus berpikir, dan berpikir atas apa yang memang apa yang harus anda lakukan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline