Lihat ke Halaman Asli

Hasto Suprayogo

Hasto Suprayogo

Mungkinkah Ada Hoaks Membangun?

Diperbarui: 4 Januari 2018   19:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Tribunnews.com

Jika di Amerika Serikat ada frasa alternative facts, maka akhirnya Indonesia punya frasa padanannya. Hoax (Yang) Membangun. 

Yes, bagi Anda yang tidak mengikuti berita belakangan, frasa ini disampaikan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Djoko Setiadi saat wawancara paska dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (3/1/2018) kemarin. Dan sontak jadi buah bibir di tanah air, khususnya di dunia maya.

Mungkinkah Ada Hoax Membangun? Pertanyaan tersebut terlintas dalam benak saya. Mengacu pada kamus Merriam-Webster, hoax sebagai kata kerja berarti "to trick into believing or accepting as genuine something false and often preposterous". 

Yang artinya; 'menipu untuk menjadikan sesuatu yangs salah dan sering bertentangan akal sehat menjadi bisa dipercaya atau diterima sebagai hal sebenarnya.' 

Jika acuan definis seperti ini yang kita gunakan untuk merujuk kata hoax, atau dalam bahasa Indonesia 'hoaks', maka sepertinya konotasi hoax akan selalu negatif. Sehingga asumsi adanya hoax positif nampak jauh panggang daripada api.

Namun, jika hoax dimaknai secara lebih bebas, laiknya white lies, maka bisa jadi ada hoax yang positif. Misal, soal kepemilikan saham Freeport 51% oleh pemerintah, yang masih butuh waktu cukup lama untuk terwujud, namun diwartakan ke publik seakan-akan hal tersebut sudah di tangan. 

Hal semacam ini mungkin bisa kita sebut hoax membangun. Karena di satu sisi meskin belum terjadi tapi pasti akan terjadi. Di sisi lain, sedikit banyak hal ini meningkatkan semangat dan kebanggaan publik atas pemerintah dan negaranya yang ternyata bisa bersikap tegas terhadap konglomerasi dunia.

Namun kembali lagi, bisa saja kita hanya berlebihan menanggapi pernyataan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara.  Bukannya beliau kemudian menyebut bahwa ungkapan tadi hanyalah test the water, sekadar menguji kepekaan publik atas frasa hoax membangun. 

Jadi bukan beliau tidak paham atas arti kata hoax dan implikasinya, namun beliau hanya ingin membuat publik lebih aware soal bahaya hoax jika dilakukan secara membabibuta sebagainya banyak berlangsung belakangan.   

Karenanya, mari kita ucapkan terima kasih kepada Pak Djoko Setiadi atas frasa hoax membangun yang tak hanya memperkaya khazanah berbahasa kita, namun juga menyentil kesadaran bersama bahwa kita semua bertanggungjawab untuk memerangi hoax dan mengkampanyekan literasi internet lebih sehat.

Selamat bekerja Pak Djoko, kami netizen Indonesia menunggu kiprahmu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline