Lihat ke Halaman Asli

Hasto Suprayogo

Hasto Suprayogo

Saya Suka Inggris, Tapi Tidak Cuacanya

Diperbarui: 13 November 2017   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cuaca Inggris

 Begitu ungkapan banyak orang, baik warga lokal, pendatang maupun wisatawan, saat ditanya kesannya tentang negeri ini. Mereka suka kota-kotanya yang klasik, bangungan-bangunan ala gothik, bentang alam nan breathtaking, serunya Liga Inggris, hingga inovasi teknologi berbalut tingginya standar pendidikan yang ditawarkannya.

 Namun, semua nilai positif itu, seakan pupus seketika ketika bicara tentang cuaca. Yep, English weather dari jaman dulu dikenal buruk--untuk tidak menyebutnya bosok. Dalam satu hari, Anda bisa merasakan 3 hal berkebalikan, panas, hujan, angin kencang hingga terkadang turun salju. Semua di hari yang sama.

 Terlebih lagi, di musim gugur seperti sekarang, suhu anjlok hingga minus 4 derajat celcius di malam hari, naik sedikit antara 3-4 derajat di siang hari. Jika suhu dingin membuat kecut nyali Anda, tunggu sampai ke luar rumah dan merasakan hembusan angin menusuk tulang. Literally menusuk hingga ke tulang. Jacket tebal, melapisi baju hangat, ditambah baju dalam atau long john--semacam celana lapis penghangat--adalah keharusan.  

 Jangan lupa payung, coat anti air atau topi untuk melindungi diri dari guyuran hujan yang bisa saja tercurah tiba-tiba. Tak ada warning, tak ada peringatan, tiba-tiba saja bresss......

 Kenapa cuaca Inggris seburuk ini? Tanya saya dalam hati pertama kali menginjakkan kaki di negeri ini. 

 Usut punya usut, jawabnya ada di posisi kepulauan Britania yang berada di sisi samudra Atlantik. Lokasinya menjadikan wilayah ini dilewati jet stream. Yaitu aliran uap air di ketinggian 9-16 km di atas permukaan laut, tepat di bawah tropopause. Aliran uap ini sebegitu kencangnya hingga kecepatannya tak kurang dari 200 mph, atau sekitar 321 km/jam.

 Jet stream ini diakibatkan pertemuan tekanan udara dingin dari wilayah kutub utara, dengan udara panas dari daerah tropis. Nahasnya, Inggris tepat dilaluinya. Akibatnya, cuaca Inggris sepanjang tahun selalu basah, yang mengakibatkan kondisi buruk nan dingin ini stabil.

 Kalau Anda nonton film dengan lokasi London atau kota-kota Inggris lainnya yang terlihat kusam, berkabut, gerimis dan terlihat muram, demikian memang adanya. Semua karena cuaca. 

 Kemuraman ini mempengaruhi juga perilaku warganya. Orang Inggris meski terkenal sopan, namun cenderungnya muram dan dingin terhadap orang lain. Khususnya orang asling. 

 Saya membayangkan, jika jaman sekarang saja dengan fasilitas teknologi, penghangat, listrik dan lain sebagainya, cuaca buruk ini sebegitu menyiksa, bagaimana jaman dulu di saat teknologi belum semaju sekarang, seberapa susahnya kehidupan masyarakat di negeri ini.  

 Mungkin cucara buruk menjadi salah satu pendorong Inggris gencar melakukan eksplorasi berujung kolonisasi di pelbagai penjuru dunia. Karena mereka merindukan hangatnya sinar matahari yang susah ditemukan di negeri sendiri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline