Lihat ke Halaman Asli

Hasto Suprayogo

Hasto Suprayogo

Menristekdikti M Nasir Kerjasama Riset dan Pendidikan Indonesia - Austria

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta, 21 Februari 2015 Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, M Nasir, didampingi oleh Deputi Bidang Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, M Dimyati, pada 16 Februari 2015 menerima kunjungan Duta Besar Austria untuk Indonesia, Andreas Karabaczek. Dubes Austria membawa serta rombongan perwakilan universitas di Austria, antara lain Prof. A Min Tjoa yang saat ini menjabat sebagai Direktur The Institute of Software Technology and Interactive Systems, Vienna. Pertemuan tersebut membahas kerjasama yang sudah dilakukan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan pendidikan tinggi antara Indonesia dan Austria. Juga strategi serta upaya ke depan untuk meningkatkan apa yang sudah berhasil dijalankan selama ini. Khususnya melalui ASEA-UNINET (ASEA-European University Academic Network). Prof. AM Tjoa juga menyampaikan kepada Menristekdikti bahwa pada 26 Oktober 2016 pihaknya akan menyelenggarakan even “The Austrian Jubilee University Anniversary-Event 2015". Kegiatan ini mengusung tema “Pencapaian Ilmu Pengetahuan Dalam Peringatan Hari Jadi ke 200 tahun Vienna University of Technology (1815-2015) dan Hari Jadi ke 650 tahun University of Vienna (1365-2015)". Dubes Austria, Andreas Karabaczek menyampaikan harapannya Menristekdikti, M Nasir bersedia untuk menghadiri even yang akan akan diselenggarakan di Kedutaan Besar Austria tersebut. Menristekdikti menyambut baik rencana even sebagai sebuah upaya positif bagi Indonesia dan Austria. Peningkatan Kerjasama Riset dan Pendidikan Indonesia-Austria Dalam pertemuan tersebut juga dibahas kerjasama yang telah dilakukan melalui ASEA-UNINET (ASEAN European University Academic Network), yang merupakan jaringan universitas-universitas di Eropa dan Asia Tenggara. Tujuan dari ASEA-UNINET sendiri adalah mempromosikan upaya-upaya internasionalisasi dunia pendidikan serta riset-riset di negara-negara Eropa dan Asia Tenggara, khususnya dalam konteks pertemuan ini Indonesia. ASEA-UNINET sendiri didirikan pada 1994 oleh perwakilan dan universitas-universitas di Austria, Indonesia, Thailand dan Vietnam. Organisasi yang awalnya dinamai Austrian-South East Asian University Network ini kini beranggotakan lebih dari 70 universitas dari 17 negara. Prof. AM Tjoa, memaparkan bahwa fokus perhatian ASEA-UNINET khususnya adalah penguatan kerjasama di bidang ilmu pengetahuan yang selama lebih dari 20 tahun dijalankan antara universitas di Indonesia dan Autria. Mantan presiden ASEA-UNINET ini menggarisbawahi 8 universitas unggulan di Indonesia sebagai perhatian utamanya, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Surabaya, Universitas Airlangga, Universitas Udayana dan Universitas Sumatra Utara. Menristekdikti, M Nasir mengapresiasi positif upaya yang telah dijalankan ASEA-UNINET selama ini, dan menyampaikan bahwa hal tersebut juga menjadi perhatian utama Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang saat ini dipimpinnya. M Nasir menekankan bahwa 7 area yang menjadi fokus utama Austria, yaitu Jaringan Ilmu Pengetahuan & Teknologi, Seni dan Kemanusiaan, Kedokteran dan Bioteknologi, Pengembangan Kota Pintar, Keamanan Pangan, Manajemen Bahaya dan Ekonomi sesuai dengan fokus pengembangan riset kementeriannya. Prof. Sultana and Dr. Edwan Kardena, perwakilan dari Undip dan ITB yang berpengalaman dalam kerjasama ASEA-UNINET sepakat dengan upaya peningkatan kerjasama pendidikan dan riset dan mengharapkan dukungan lebih luas dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Secara khusus, Prof Sultana mencontohkan kerjasama yang dilakukan antara Universitas Diponegoro dengan beberapa universitas di Prancis dalam bentuk working group dan joint reasearch. Hal ini disambut Direktur Kelembagaan dan Kerjasama Ditjen Dikti Prof Hermawan Kresno Dipojono yang menjelaskan pihaknya mempunyai beberapa program yang bisa mendukung kegiatan ini. Prof. Hermawan juga menekankan pentingnya membangun hubungan ‘Professor to Professor (P to P) yang diikuti pertukaran peneliti, dosen, profesor dan program Post-Doc. Kesepakatan Kerjasama Beasiswa Dalam pertemuan tersebut juga disepakati untuk meningkatkan kerjasama beasiswa S3, di mana pihak Austria dan Indonesia (Dikti) akan saling berbagi dalam pembiayaannya. Detail model dan mekanisme beasiswa akan dibahas lebih lanjut. Juga akan dibangun joint-lab serta excellent centers antara universitas-universitas di Austria dan Indonesia. Menristekdikti, M Nasir menambahkan bahwa bidang kerjasama beasiswa ini harus sesuai dengan program RPJMN yang memprioritaskan 7 area riset; Pangan dan Pertanian, Kesehatan dan Kedokteran, Energi, Transportasi, Teknologi Informasi, Material Tingkat Lanjut dan Teknologi Pertahanan. Follow Twitter Menristekdikti @menristekdikti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline