Lihat ke Halaman Asli

Astatik Bestari

Astatik ketua PKBM Bestari Jombang Jawa Timur

Peran Orangtua Menghadapi Anak yang Terlibat Bullying

Diperbarui: 15 Agustus 2023   11:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Bullying merupakan satu dari tiga dosa pendidikan (intoleransi, kekerasan seksual, dan bullying) Bullying merupakan masalah serius yang mempengaruhi banyak anak di seluruh dunia. Ketika orang tua mengetahui bahwa anak mereka terlibat dalam tindakan bullying, hal ini bisa menjadi situasi yang menantang dan memerlukan perhatian. Menghadapi kenyataan bahwa anak sendiri menjadi pelaku bullying bisa memicu perasaan campur aduk seperti kebingungan, kekecewaan, dan kekhawatiran. Namun, tindakan yang tepat dan mendukung dari orang tua dapat membantu mengatasi perilaku tersebut dan mengajarkan anak tentang empati, tanggung jawab, serta akibat dari tindakan mereka. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh orang tua jika mengetahui anaknya terlibat dalam bullying.

1. Tindak lanjuti dengan empati. Ketika mengetahui bahwa anak terlibat dalam bullying, jangan terburu-buru menghukum atau marah. Cobalah mendekati mereka dengan sikap empati dan rasa ingin tahu. Ajukan pertanyaan terbuka untuk memahami apa yang terjadi dan mengapa mereka melakukan hal tersebut.

2. Komunikasi terbuka. Seperti dalam banyak situasi, komunikasi terbuka adalah kunci. Ajak anak untuk berbicara tentang tindakan mereka dan bagaimana mereka merasa. Dengarkan dengan penuh perhatian dan hindari menghakimi atau menyalahkan.

3. Tunjukkan akibat tindakan. Bantu anak menyadari akibat dari tindakan mereka. Jelaskan bagaimana perilaku tersebut dapat merugikan orang lain dan merusak hubungan. Diskusikan contoh nyata tentang dampak buruk dari bullying.

4. Ajarkan empati dan penghargaan. Berbicaralah tentang pentingnya empati dan penghargaan terhadap perasaan orang lain. Bantu anak memahami bahwa setiap individu memiliki perasaan dan kebutuhan yang perlu dihormati.

5. Bimbing dalam nenyelesaikan konflik. Ajarkan anak cara menyelesaikan konflik dengan cara yang positif dan menghormati orang lain. Berbicaralah tentang alternatif perilaku yang lebih baik daripada bullying.

6. Buat kesepakatan dan konsekuensi. Bersama-sama dengan anak, buatlah kesepakatan tentang tindakan selanjutnya dan konsekuensinya jika perilaku bullying terus berlanjut. Pastikan konsekuensi tersebut adil dan proporsional.

7. Libatkan sekolah. Jika tindakan bullying terjadi di lingkungan sekolah, penting untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah. Kolaborasi dengan guru dan staf sekolah dalam menangani situasi ini.

8. Peran model. Orang tua memiliki peran penting sebagai contoh yang diikuti anak. Tunjukkan perilaku yang positif, termasuk cara berinteraksi dengan orang lain dengan hormat dan empati.

9.Dorong pendidikan anti-bullying. Ajak anak untuk belajar lebih lanjut tentang dampak buruk dari bullying. Diskusikan bersama bagaimana tindakan mereka bisa berkontribusi dalam mencegah bullying.

10.Berikan dukungan mental dan emosional. Jika diperlukan, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang konselor atau profesional terkait kesehatan mental. Terkadang, anak mungkin perlu bantuan ekstra untuk mengatasi masalah yang mendasari perilaku bullying.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline