Lihat ke Halaman Asli

As Syifa Tsabita

Mahasiswa Pendidikan Matematika

Student Centered Learning dalam Pembelajaran Matematika

Diperbarui: 25 Juni 2023   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurikulum merupakan rencana dan pedoman yang digunakan dalam proses pembelajaran di sebuah institusi Pendidikan sebagai suatu program yang dirancang untuk siswa (Fajri et al., 2019). Indonesia telah memperkenalkan sebuah konsep pendekatan kurikulum yang bertujuan untuk memperbarui system Pendidikan dan memberikan Pendidikan yang relavan bagi siswa, yang dikenal dengan Kurikulum Merdeka. kurikulum ini menekankan pada pengembangan kemandirian siswa, dan mengembangkan keterampilan hidup. Nadiem Makarim menetapkan Kurikulum Merdeka sebagai penyempurnaan dari Kurikulum 2013 pada tanggal 10 Desember 2019 (Rahmadayanti & Hartoyo, 2022).

Dalam kaitannya dengan Kurikulum Merdeka, Student Centered Learning dapat menjadi salah satu pendekatan pembelajaran yang mendukung tujuan Kurikulum Merdeka. Dengan menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran dan memberikan keterlibatan aktif kepada siswa, pendekatan ini dapat membantu siswa mengembangkan kemandirian, keterampilan hidup, dan minat mereka sendiri, yang sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka.

Student Centered Learning (SCL) dalam pembelajaran Matematika melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, dengan focus pada pemahaman konsep matematika, penerapan dalam situasi nyata, dan mengemabngkan keterampilan berpikir kritis. Pendekatan yang dapat digunakan dalam SCL untuk pembelajaran Matematika (Pertiwi et al., 2022):

  • Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)

Siswa diberi tantangan matematika berbasis masalah yang mendorong meeka untuk menerapkan konsep dan keterampilan matematika dalam konteks yang relavan.

  • Kerja kelompok dan Diskusi

Siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan permasalahan matematika agar siswa dapat berbagi pemahaman, berdiskusi, dan saling membantu.

  • Pemodelan Matematika

Siswa diberi kesempatanuntuk menerapkan konsep matematika dalm konteks dunia nyata. Mereka dapat melakukan eksplorasi data dan melakukan prediksi berdasarkan hubungan matematika.

  • Penilaian Formatif

Penilaian dalam SCL difokuskan pada pemahaman siswa secara mendalam. Maka penilaian formatif seperti proyek, penugasan, atau portofolio dapat digunakan untuk melihat pemahaman siswa lebih luas dan mendalam.

  • Guru sebagai Fasilitator

Guru membantu siswa dalam eksplorasi, memberikan panduan, dan memberikan umpan balik yang kontruktif. Selain itu guru mendorong siswa untuk bertanya, berpikir kritis, dan mengembangkan pemecahan masalah matematika secara mandiri.

Dengan menerapkan pendekatan SCL dalam pembelajaran matematika, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik, keterampilan berpikir kritis, kemampuan pemecahan masalah, serta kepercayaan diri dalam menghadapi problematika matematika.

Referensi:

  • Fajri K, Islam U, Sunan N. (2019). Proses Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta, 35-48.
  • Pertiwi A, Nurfatimah S, Hasna S. (2022). Menerapkan Metode Pembelajaran Berorientasi Student Centered Menuju Masa Transisi Kurikulum Merdeka. Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol. 6, No. 2, hal. 8839-8848.
  • Rahayu R, Rosita R, Rahayuningsih R. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak. Jurnal Basicedu, 6(4), 6313-6319.
  • Rahma dayanti D, Hartoyo A. (2022). Potret Kurikulum Merdeka, Wujud Merdeka Belajar di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(4), 7174-7187.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline