Ada banyak sekali penyebab-penyebab kenapa kita bisa merasa insecure. Baik itu dari faktor internal maupun faktor eksternal. Dan yang paling berpengaruh biasanya adalah faktor dari orang-orang terdekat kita. Baik itu keluarga, teman, bahkan sahabat bisa menjadi pemicu terjadinya insecure.
Berikut ini adalah faktor pemicu yang paling sering terjadi di sekitar kita.
1. Membandingkan dengan orang lain.
Contoh sederhana dari faktor keluarga misalnya orang tua yang suka membandingkan anak nya dengan anak orang lain. Contohnya seperti, "Lihat anak tetangga sebelah itu nilainya nggak pernah turun dari juara umum satu di sekolah nya. Nggak kayak kamu yang cuma bisa jadi juara dua. Kamu kapan bisa kayak dia." Wah, padahal orang tua itu seharusnya membimbing anak nya dalam mencari jati diri nya. Karena orang tua merupakan orang terdekat dengan anak ketika anak memerlukan dukungan.
Bukan malah membandingkan seperti ini. Boleh-boleh saja membandingkan anak dengan orang lain, namun perlu di perhatikan juga penuturan kata yang tepat dan tidak menyakiti hati si anak. Karena setiap orang pasti tidaklah senang di banding-banding kan seperti ini. apalagi jika kasusnya seperti kasus diatas.
Sang anak mendapat juara dua saja itu sudah seharusnya bersyukur. Karena tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama. Kita harus bisa menempatkan kemampuan setiap orang pada tempat dan porsinya masing-masing.
Karena, "tak ada ikan yang pandai memanjat dan tak ada monyet yang pandai berenang".
Dari sini kita bisa belajar bahwa setiap orang memiliki kelebihannya masing-masing. Bisa saja si anak tidak pandai dalam hal hitung-menghitung seperti matematika, fisika, maupun kimia.
Tetapi jika disuruh berpidato, public speaking, dialah juaranya. Mungkin juga sang anak tak pandai dalam mengafalkan kosa kata dalam bahasa arab maupun inggris. Tetapi bisa saja dia jago dalam merangkai kata-kata yang indah sehingga bisa menciptakan suatu karya tulis yang mengesankan.
Kita semua tidak bisa menilai setiap orang pada satu komponen saja. Ada banyak komponen yang harus kita nilai. Tak semua anak dilahirkan memiliki kecerdasan yang sama. Setiap anak pastilah memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Bahkan anak kembar pun pastilah memiliki perbedaan. Karena manusia diciptakan dengan keberanekaragaman keahlian.
Jika kita tak ahli dalam satu atau dua bidang, barang kali kita ahli dalam bidang ketiga. Jika bukan dalam bidang ketiga juga, barang kali keempat, kelima maupun keenam. Masih banyak deretan keahlian yang belum kita ketauhi ketika kita belum mencobanya.
Bisa saja ketika kita mencoba suatu hal yang tampak baru bahkan asing bagi kita, tetapi kita senang dalam melakukannya bahkan kita enjoy saat melakukannya bisa jadi hal itu lah yang menjadi keahlian kita.