Hari raya Idul Fitri sudah di depan mata. Salah satu kebiasaan yang tak lepas dari perayaan hari raya Idul Fitri adalah kegiatan bermaaf-maafan. Selepas melaksanakan salat Idul Fitri, sebelum pulang ke rumah masing-masing, orang-orang biasanya akan bermaaf-maafan terlebih dahulu.
Sebenarnya ada banyak cara yang biasa dilakukan orang-orang kala melakukan kegiatan bermaaf-maafan. Ada yang langsung melakukannya selepas salat Ied seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Ada juga yang lebih suka mendatangi langsung kediaman orang yang untuk meminta maaf secara tatap muka sekalian bersilaturahmi. Ada juga yang memilih meminta maaf melalui panggilan video maupun telepon serta dengan hanya mengirimkan pesan singkat saja.
Tentu semua orang bebas memilih cara untuk menyampaikan permintaan maafnya. Tetapi terkadang permintaan maaf di hari raya Idul Fitri menjadi terasa hambar dan kehilangan maknanya tatkala dilakukan dengan cara yang tak tepat. Seperti saat seseorang meminta maaf melalui pesan singkat.
Pernah suatu kali di hari raya Idul Fitri, seorang teman mengirimkan saya sebuah pesan singkat yang berisi tentang permintaan maaf Idul Fitri. Pesan permintaan maaf tersebut dikemas dalam sebuah pantun. Beberapa waktu setelahnya, teman saya yang lainnya juga mengirimkan pesan singkat yang sama persis dengan yang dikirimkan oleh teman saya sebelumnya.
Seringkali karena tak ingin repot mengetik, seseorang lantas memilih menggunakan pesan template untuk menyampaikan permintaan maafnya di hari raya. Sebenarnya tak ada yang salah dengan meminta maaf melalui pesan singkat. Hanya saja menurut saya, memutuskan untuk menggunakan pesan template untuk bermaaf-maafan di hari raya bukanlan cara yang tepat.
Permintaan maaf harusnya bersifat personal dan tulus. Saat seseorang mengirim permintaan maaf Idul Fitri melalui pesan singkat, entah pesan itu dikemas dalam bentuk puisi, kata-kata yang indah hingga pantun. Permintaan maaf tersebut malah hanya terkesan sebagai formalitas belaka.
Padahal sebenarnya akan terasa lebih menyenangkan apabila seseorang menggunakan kata-kata mereka sendiri saat meminta maaf melalui pesan singkat. Walaupun kata-kata tersebut tak seindah dan sebagus template permintaan maaf yang sering digunakan oleh banyak orang. Tetapi setidaknya seseorang akan lebih merasakan ketulusan orang yang meminta maaf jika pesan tersebut dibuat sendiri oleh orang yang meminta maaf.
Selain itu, mengirimkan pesan template untuk meminta maaf di hari raya Idul Fitri tak meninggalkan kesan akrab diantara dua orang yang saling bermaaf-maafan. Justru terkesan ada jarak diantara kedua orang tersebut. Padahal tujuan dari kegiataan bermaaf-maafan di hari raya Lebaran adalah untuk mempererat silaturahmi.
Oleh karena itu, hindarilah menggunakan pesan template saat akan bermaaf-maafaan melalui pesan singkat di hari raya Idul Fitri nanti. Susunlah kata-kata sendiri. Dengan menggunakan kata-kata sendiri saat meminta maaf, orang-orang pasti akan lebih merasakan ketulusan dan kesungguhan permintaan maaf kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H