Salah satu tantangan terbesar yang harus ditaklukkan oleh orang yang berpuasa di bulan Ramadan adalah menahan hawa nafsu. Tak hanya menahan hawa nafsu yang ada kaitannya dengan seksualitas, menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan buruk juga merupakan bagian dari menahan hawa nafsu tersebut.
Nah berbicara tentang hawa nafsu, ada satu jenis nafsu yang mengintai dan seringkali mudah menguasai orang-orang yang sedang berpuasa di bulan Ramadan. Nafsu tersebut adalah marah. Sadar atau tidak, seseorang yang sedang berpuasa sangat gampang untuk terpicu amarahnya.
Pada dasarnya, puasa dan marah sebenarnya saling berhubungan. Rasa lapar dan haus yang dirasakan tubuh saat sedang berpuasa dapat membuat seseorang menjadi lebih emosional dari biasanya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Paul Currie, seorang pakar perilaku nafsu makan dan juga profesor psikologi di Reed College.
Menurut Paul, saat seseorang lapar, asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh berkurang. Akibatnya, sumber energi yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas pun juga ikut berkurang. Kurangnya energi pada tubuh lantas membuat kerja organ tubuh menjadi lebih lambat dari biasanya.
Salah satu organ tubuh yang kinerjanya menurun saat sedang lapar adalah otak. Jika biasanya otak memerlukan energi berupa glukosa dan nutrisi laiinya untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Saat sedang lapar, ssupan glukosa dan nutrisi ke otak menjadi berkurang. Glukosa dan nutrisi sendiri biasanya diperoleh tubuh dari makanan.
Kekurangan energi pada otak menyebabkan kerja otak menjadi lambat. Hal ini membuat seseorang sulit berkonsentrasi. Selain itu, otak yang kekurangan energi juga akan bekerja lebih lambat dalam mengontrol emosi.
Maka wajar saja jika kemudian saat sedang lapar, hanya karena dipicu oleh masalah sepele, seseorang gampang terpicu amarahnya. Apalagi di bulan Ramadan, ketika setiap muslim diperintahkan untuk berpuasa selama sebulan penuh maka tantangan terbesar yang mengintai orang yang berpuasa adalah mengendalikan amarahnya.
Karena tubuh menjadi lebih rentan untuk terpicu amarahnya saat sedang berpuasa, maka dari itu kita perlu melakukan tindakan-tindakan pencegahan agar selama bulan Ramadan kita tak gampang meluapkan amarah. Tindakan pencegahan yang dapat kita lakukan diantaranya
1. Mengurangi bermain media sosial di bulan Ramadan
Di tengah kondisi politik Indonesia yang sedang memanas seperti sekarang ini, media sosial menjadi tempat favorit orang-orang untuk saling bersitegang. Selain itu, media sosial juga seringkali menjadi sarang penyebaran berita hoaks. Oleh karena itu, untuk menghindari terpicunya amarah akibat membaca berita hoaks dan melihat orang-berdebat di media sosial, sebaiknya kita mengurangi intensitas bermain media sosial selama bulan Ramadan