Lihat ke Halaman Asli

Yulianto

Menulis saja

Magi Bulan Ramadan yang Akan Membuat Rindu

Diperbarui: 12 Juni 2018   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: madisonmuslim.org

Bulan ramadan tinggal menghitung hari. Tak cukup seminggu lagi bulan yang penuh rahmat dan berkah ini akan meninggalkan seluruh manusia. Untuk dapat bertemu kembali dengannya di masa yang akan datang, tak ada yang bisa memastikannya.

Tentang bulan ramadan sendiri, seluruh umat muslim sudah pasti tahu keistimewaan dari bulan yang satu ini. Tak seperti bulan-bulan lainnya dalam kalender Islam, Ramadan memiliki kedudukan dan keutamaannya sendiri. Ramadan sering disebut sebagai pemimpinnya bulan yang lain. Ada satu malam di dalam bulan ramadan yang  kedudukannya lebih baik daripada seribu bulan, Lailatul Qadr dan beruntunglah seorang hamba yang mendapat kemuliaan dari malam itu. 

Ramadan juga dikenal sebagai bulan pengampunan dan bulan pelipatgandakannya kebaikan. Apapun kebaikan yang dikerjakan di bulan ini, nilainya akan berlipat ganda di hadapan Allah Swt. Di bulan ini juga Al Quran sebagai petunjuk bagi umat manusia kepada jalan yang benar diturunkan. Dengan semua kelebihan itu niscaya tiada seorang pun yang akan meragukan keistimewaan dari bulan ini.

Di luar dari seluruh keistimewaan yang ada di bulan Ramadan. Bagi saya sendiri, ramadan memiliki sesuatu yang magi di dalamnya yang membuat saya selalu rindu dengan kehadiran bulan ini. Kemagian ramadan itu menjelma seperti kekuatan yang mampu mempengaruhi alam di sekitarnya termasuk kepada manusia. Kekuatan ini tentu saja tak muncul sendiri dari bulan ini. Kekuatan ini saya yakini dititipkan oleh Allah Swt ke dalam bulan Ramadan.

Bayangkan saja, hanya di bulan ramadan seluruh umat muslim yang di dalam hatinya terdapat keimanan kepada ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw, seperti mendapat sebuah kekuatan yang mendorong mereka melakukan berbagai bentuk kebaikan. Tak hanya kebaikan personal berupa penegakan ibadah praktis seperti shalat, puasa, mengaji tetapi juga ibadah sosial pun turut dilakukan.

Hanya di bulan ramadan, masjid-masjid ramai disesaki orang-orang yang ingin menghadap kepada sang Ilahi setiap lima kali sehari. Di luar bulan ramadan, tempat ini biasanya sunyi dan hanya dihuni oleh manusia-manusia berusia senja yang sudah siap dipanggil Sang Maha Kuasa. Bahkan meskipun para pendakwah telah berbusa-busa mulutnya mengingatkan setiap muslim tentang betapa pentingnya meramaikan rumah Allah Swt itu, bangunan itu masih tetap saja sunyi, sepi dari pengunjung.

Kemagian bulan ramadan tak hanya terjadi di tempat suci it. Di pasar sekalipun, tempat yang paling buruk di muka bumi, baik yang besar maupun yang kecil. Ketika tiba datangnya seruan untuk menghadap Allah Swt, orang-orang berduyun-duyun segera datang ke tempat ibadah terdekat untuk menjawab panggilan itu. 

Pernah suatu kali di sebuah mall pada bulan ramadan, saya terpaksa harus mengantri cukup lama ketika ingin mendirikan shalat karena mushalla kecil di tempat itu penuh sesak oleh pengunjung yang ingin mendirikan shalat. Di luar bulan ramadan, seruan itu biasa hanya menjadi penghias hiruk pikuk transaksi jual beli.

Tak hanya itu, juga di bulan ramadan saja ramai orang-orang peduli untuk memberi makan sesama manusia setidaknya ketika tiba dua waktu utama, sahur dan berbuka. Di luar bulan ramadan, jangan terlalu berharap bisa melihat pemandangan itu sebab orang-orang sibuk mengenyangkan perutnya masing-masing sampai lupa ada orang di sebelahnya yang kelaparan akibat kerakusannya. 

Di bulan ramadan juga, orang-orang yang tak cukup beruntung yang tak dapat memilih ingin makan apa bisa setidaknya berbahagia untuk menikmati sajian beraneka rupa. Mereka cukup datang ke masjid atau pinggir jalan raya ketika darang waktu berbuka, ramai orang berbagi makanan disana.

Di bulan ramadan juga, orang-orang menjadi tak pelit berbagi bahkan berlomba-lomba mengeluarkan uangnya. Dan di bulan ramadan juga,  tayangan televisi tiba-tiba berlomba-lomba memberikan sajian penuh edukasi. Lantas ketika bulan ramadan akan pergi, yang paling membuat sedih adalah kebaikan-kebagian yang terjadi di bulan ramadan juga akan ikut serta  pergi bersamaan dengan kepergian bulan ramadan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline