Lihat ke Halaman Asli

Balfa Syehra

Pemerhati Kebijakan Pemerintah

Gema Takbir dalam Hati

Diperbarui: 23 Mei 2020   23:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadhan telah pergi, namun ruh ramadhan tetap bersemayam dalam hatiku. Semangat ibadah tiada henti selama 30 hari, hidup dan mati kembali tuk ilahi robbi. 

Kumandang takbir mulai menggema di seantaro mesjid di sekelilingku, namun tak bertahan lama, gema takbir pun berdampingan dengan gema knalpot mobil dan motor yang bergentayangan di jalanan. 

Gema takbir yang sebentar menyisakan gelombang ilahi dalam hati. Ku bertafakur menundukkan pandangan, jari-jemariku bergerak dan berdzikir memuji Tuhan Yang Maha Kuasa. 

Hari demi hari dilewati, tak sadarkan diri sudah 30 hari lamanya ku berpuasa, menahan diri dari semua yang merusak hati. Hati adalah kunci, kunci semua kunci, kunci langit dan bumi. 

Saatnya ku memperbaiki diri, selalu dan selalu memperbaiki diri. Hidup yang singkat ini tuk selalu menghambakan diri pada Ilahi. Hidupku, matiku hanya untuk Tuhan Semesta Alam. 

Badan yang kupakai hanyalah titipan, harta berlimpah ruah hanya hiasan, ujungnya hanyalah untuk Tuhan. 

Puasa bertujuan taqwa, sederhana yaitu taat kepada perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, semoga taqwa menjadi pakaian sehari-hari dalam hidup kita.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H, semoga seluruh amal ibadah kita diterima di sisi Allah SWT. Amien...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline