Lihat ke Halaman Asli

Rapat Offline Perdana As- Sa'aadah Project 2024: Sinergi Aksi dan Inovasi

Diperbarui: 19 Mei 2024   07:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  Rapat Offline Pertama ASP

Hi Sobat ASP!

 Jadi, pada 3 Maret 2023, tim As-Sa'aadah Project (ASP) mengadakan rapat offline pertama di Kedai Kopitiam Anak Cucu untuk merencanakan kegiatan dan inovasi selanjutnya. Salah satu keputusan penting yang dibahas adalah mengadakan kegiatan/ project di sekolah karena lebih  terstruktur daripada opsi sebelumnya yakni di pantai asuhan. Divisi Acara membagi tugas dengan menetapkan dua orang untuk membuat rundown acara, satu orang untuk menangani perlengkapan, dan dua orang untuk survei. Materi yang akan disampaikan kepada siswa mencakup kebersihan, motivasi belajar, pergaulan bebas, dan adab bersosialisasi. Namun, materi tersebut masih akan dipilih dan dipertimbangkan lagi. 

Acara ini akan berlangsung selama dua hari, dengan sosialisasi dan serah terima kasih di hari pertama, serta outbond dan bersih-bersih lingkungan di hari kedua.


Survei di beberapa sekolah akan dimulai pada 4 Maret 2024 untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan spesifik. Hasil survei ini akan dibandingkan dengan survei sebelumnya di panti asuhan untuk menyusun konsep acara yang tepat. Beberapa sekolah di Banjarsengon dan Patrang direkomendasikan sebagai lokasi kegiatan. Selain itu, ada juga ide kegiatan di pondok pesantren dan bersih-bersih pantai, yang bisa diadaptasi menjadi outbond di sekolah dengan permainan pengumpulan sampah.

 Tak hanya itu, tim ASP juga membahas tentang keuangan ASP, tim merancang program entrepreneur dengan berjualan basreng (bakso goreng). Target pasar adalah mahasiswa, dengan penjualan offline. Modal awal sekitar 100-150 ribu rupiah digunakan untuk memproduksi 20 pack basreng, yang masing-masing dijual seharga 10 ribu rupiah. Diharapkan, penjualan ini bisa menghasilkan keuntungan bersih sekitar 70 ribu rupiah. Hasil penjualan akan dibagi menjadi 50% untuk modal, 30-35% untuk kas ASP, dan 15% untuk anggota yang berhasil menjual produk,  hal ini dapat melatih keterampilan entrepreneur sekaligus memberikan insentif bagi anggota.

Selain basreng, ASP juga mempertimbangkan untuk menjual produk lain seperti usus goreng. Anggota diberi kesempatan untuk menitipkan jualan mereka agar dijual bersama produk ASP, memperluas variasi produk yang ditawarkan.

Dengan rencana ini, ASP berharap dapat mendukung pendidikan dan lingkungan serta meningkatkan keterampilan anggotanya. Sinergi antara kegiatan sosial dan usaha mandiri diharapkan membawa dampak positif bagi komunitas dan lingkungan sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline