Lihat ke Halaman Asli

Anaknya Pak Guru

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sry banyak istimewanya yaa jadi anak seorang guru, terlebih lagi jika guru itu ada di tempat yang sama dengan tempat kita menimba ilmu, kata seorang teman saat duduk dibangku Sekolah Menegah Atas dulu..

Gerbang selalu terbuka kapan saja walaupun kita terlambat, Nilai selalu bagus tanpa perlu khawatir dengan tugas-tugas dari guru, Terkenal dikalangan guru-guru jadi soal prestasi tak perlu cemas, dan masih banyak lagi. STOOOOPP… !! cukup sampai disitu saja keistimewaan yang kalian elu-elukan selama ini karena telinga saya sudah cukup panas mendengar itu.

Perlu diketahui yaa.. hanya beberapa dari sekian banyak keistimewaan yang diutarakan oleh teman saya tadi yang memang dapat  saya rasakan  kala itu. Selebihnya dengan sangat berat hati dapat dikatakan merupakan suatu beban yang sangaattttt…berat.

Pertama tahukah kalian wahai teman-temanku gerbang memang selalu terbuka untuk saya meskipun datang terlambat, namun tahukah kalian saat teman-teman yang lain dihukum dengan hukuman membersihkan halaman sekolah saat itu juga saya dihukum dengan hukuman batin, sesekali guru kita mencibir  temanmu ini  “Masa anak guru terlambat, seharusnya beri contoh yang baik ke teman-teman yang lain. Lain kali jangan terlambat”.

Kedua, Nilai selalu bagus. What….!!! Salah besar, nilai tidak ada sangkut pautnya dengan status saya yang seorang anak guru. Boro-boro dapat nilai bagus, dapat nilai jelek saja guru selalu  membandingkan temanmu ini dengan teman lainmu yang statusnya sama dengan temanmu ini (sama-sama anak guru).hehehe…

Ketiga, Terkenal dikalangan guru-guru. Yupp… betul sekali tapi tahukah kalian bahwa popularitas saya itu membuat saya jadi susah untuk bergerak. Sedikit saja perbuatan yang melenceng pasti jadi bahan perbincangan dan masih banyak lagi yang tidak kalian ketahui.

Terakhir yang paling tidak mengenakkan hati adalah gelar yang diberikan kepada saya kala itu “Anaknya Pak Guru”. Haruskah gelar itu menggantikan nama saya ketika kalian memanggil temanmu ini???. Haruskah semua orang tau kalau ditempat itu ada seorang anak perempuan yang ternyata anak seorang guru???. Haruskah saya berdiam pada suatu tempat sehingga tidak jadi perhatian banyak orang akibat statusku itu???. J




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline