Lihat ke Halaman Asli

Kesadaran Konsumsi Sayur & Buah Rendah

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Menurut data Riskesdas tahun 2013, secara nasional tidak terjadi perubahan berarti pada kecenderungan proporsi penduduk ≥10 tahun kurang konsumsi sayur dan buah. kecenderungan paling menonjol terjadi di Gorontalo dengan proporsi kurang konsumsi sayur dan buah semakin meningkat dari 83,5% menjadi 92,5%. Ini berarti hanya sekitar 10% masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi sayur dan buah.

Konsumsi sayur dan buah selain memberikan kesegaran ketika seseorang memakannya juga memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Selain dapat mengontrol gula darah sayur dan buah juga dapat menjadi solusi untuk Anda yang memiliki berat badan lebih.

Sayur dan buah memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga mampu membersihkan sistem pencernaan serta dapat mencegah terjadinya obesitas. Kurang konsumsi sayur dan buah dapat meningkatkan resiko kematian akibat kanker saluran cerna, penyakit jantung, stroke dan lain sebagainya.

Satu harapan yang tentunya menjadi angan-angan kita semua adalah adanya suatu program yang dapat meningkatkan jumlah konsumsi penduduk akan sayur dan buah tentunya dengan mengurangi jumlah penduduk yang kurang konsumsi sayur dan buah sesuai standar nasional dibawah 93,6% (Riskesdas,2013).

Sempat memikirkan satu program peningkatanjumlah rata-rata konsumsi sayur dan buah yang cukup dan bervariasi pada masing-masing rumah tangga setiap harinya dalam waktu 2 bulan dengan melakukan pendekatan pendidikan kesehatan dan training pengolahan sayur dan buah yang baik dan benar pada ibu rumah tangga yang memiliki anak usia 10-16 tahun. Program tersebut bukan hanya menggerakkan si ibu sebagai pemeran utama dalam ketersediaan dan pengolahan sayur dan buah keluarga tetapi juga membutuhkan peran serta keluarga dalam hal ini suami, peran tokoh masyarakat, puskesmas srbagai pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan dan pusat pemberdayaa masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan, serta tak lupa peran pemerintah dalam membuat kebijakan dan tersedianya fasilitas untuk pendukung program.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline