Lihat ke Halaman Asli

Asrul Sani Abu

Author | Entrepreneur | Youtuber

Senja di Pelabuhan Hati

Diperbarui: 30 September 2024   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja di Pelabuhan Hati. (dokpri)

Judul: Senja di Pelabuhan Hati

Sore itu, mentari merangkak malu-malu ke balik cakrawala, meninggalkan semburat jingga yang menari-nari di permukaan laut. Asrul duduk termenung di tepi dermaga, matanya mengikuti alunan ombak yang berbisik lirih. Angin laut membelai lembut wajahnya, membawa serta aroma asin yang begitu familiar.

Ia teringat pada bait-bait puisi yang pernah ia tulis di masa muda. Kata-kata yang dulu mengalir deras, kini terasa begitu jauh. Seakan-akan, inspirasi telah mengering seperti sungai di musim kemarau. Namun, di tengah keheningan itu, sebuah lirik lagu lama tiba-tiba terngiang di telinganya. Lirik yang pernah ia tulis untuk kekasihnya di masa lalu.

"Senja ini, hatiku bagai pelabuhan sunyi, menanti kapal cinta yang tak kunjung datang. Ombak menerjang dermaga, membawa kenangan yang pahit dan manis."

Asrul tersenyum getir. Ya, hati manusia memang seperti pelabuhan. Ada kalanya dipenuhi oleh kapal-kapal yang membawa berkah dan kebahagiaan. Namun, ada kalanya juga dihantam badai yang menghancurkan segala harapan.

Ia memandang jauh ke horizon. Matahari telah benar-benar menghilang, digantikan oleh jutaan bintang yang berkelap-kelip. Di tengah kegelapan malam, Asrul merasa begitu kecil dan tidak berarti. Namun, di saat yang sama, ia juga merasa begitu bebas dan merdeka.

"Mungkin inilah arti hidup," gumamnya dalam hati. "Sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan suka dan duka. Kita lahir, kita cinta, kita berjuang, dan akhirnya kita mati. Tapi, selama kita masih hidup, kita harus terus berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik."

Dengan langkah gontai, Asrul meninggalkan dermaga. Ia membawa pulang sejuta makna dari pertemuannya dengan senja. Ia tahu, perjalanan hidupnya masih panjang. Dan ia akan terus menulis, terus berkreasi, sampai nafas terakhirnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline