Lihat ke Halaman Asli

Asrul Sani Abu

Author | Entrepreneur | Youtuber

Kembali ke Ibu Kota atau ke Ibu Kita?

Diperbarui: 7 Januari 2024   11:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta/dokpri

KEMBALI KE IBUKOTA ATAU KE IBUKITA?.

Sebuah ungkapan menuliskan, kejamnya ibu tiri tak sekejam ibukota?....

Namun. Benarkah demikian?...

Dan, hari ini saya kembali ke ibukota Jakarta, kembali ke masa dulu puluhan tahun yang lalu sejak tahun 1992, ketika kembali memulai mimpi dari kampung untuk belajar hidup dan memgembangkan diri di ibukota negara tercinta.

Kota Jakarta yang dulu semrawut di tahun awal 90an dan awal tahun 2000, penuh dengan bis-bis dan angkutan kota yang tak terawat dengan orang-orang yang berdesakan.

Kereta sebagai angkutan massal tidak manusiawi dengan banyaknya orang yang berjubel dengan sistem manajemen waktunya tak teratur.

Taman-taman tak tertata dengan baik, pejalan kaki sulit untuk sekedar berjalan di tengah jalan utama kota Jakarta.

Dulu, memang tetap ada rasa bangga berada di kota Jakarta, walaupun terasa kurang nyaman jika dibandingkan dengan kota-kota di dunia lainnya.

Namun.... bagaimana dengan sekarang?

Ibukota sangat banyak perubahan terutama pada sarana transportasi umum dan fasilitas umum yang menyamankan dan memanjakan warga ibukota.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline