Lihat ke Halaman Asli

Asrul Putra Bastari

Universitas Airlangga

Demam Berdarah sebagai Musuh Alami dari Para Tenaga Kesehatan

Diperbarui: 16 September 2024   03:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

DEMAM BERDARAH SEBAGAI MUSUH ALAMI DARI PARA TENAGA KESEHATAN

ASRUL PUTRA BASTARI/191241190

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

                 Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti . Penyakit ini menjadi masalah serius di banyak negara tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Setiap tahun, ribuan orang terkena DBD, dan jumlah kasusnya terus meningkat, terutama selama musim hujan, ketika populasi nyamuk meningkat. Penderita demam berdarah atau DBD akan mengalami gejala nyeri hebat, terutama pada tulang dan persendian, yang terasa seolah-olah patah.

                  Di Indonesia, menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2023, terdapat sekitar 114.720 kasus DBD dengan 894 kematian. Kebanyakan kasus tersebut disebabkan oleh komplikasi yang mengakibatkan kerusakan organ, seperti hati, jantung, dan paru-paru. Jika dibandingkan dengan negara lain yang telah berhasil menurunkan kasus dengue seperti Thailand dan Vietnam, ada banyak persoalan yang sedikit berbeda. Contohnya adalah Indonesia merupakan negara dengan daerah yang sangat luas, keragaman geografis dan biodiversitas yang tinggi, disertai dengan kepadatan dan karakteristik penduduk yang bermacam-macam.

                  Kesehatan masyarakat memainkan peran penting dalam mengendalikan penyebaran DBD melalui program-program edukasi dan pencegahan. Upaya seperti program 3M (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang) sangat penting dalam mengurangi tempat berkembang biaknya nyamuk. Selain itu, pemberantasan sarang nyamuk, penggunaan insektisida, dan penyuluhan masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan menjadi bagian dari langkah-langkah preventif yang efektif.

                     Peran serta masyarakat untuk ikut serta secara konsisten menjaga lingkungannya tidak terjangkit dengue memang masih sulit. Berbagai terobosan oleh pemerintah seperti gerakan 3M plus, jumantik dan sebagainya telah lama beredar. Namun masyarakat yang mudah lupa dan bosan menjadi masalah. Sebagai contoh setelah beberapa waktu tidak ada kejadian luar biasa, masyarakat menganggap aman dan menjadi lengah, akibatnya ketika terjadi ledakan kasus, masyarakat hanya bersikap reaktif.

                     Tantangan terbesar yang dihadapi oleh Indonesia dalam menghadapi DBD ada 3, yang pertama adalah surveilans yang masih bersifat pasif, dimana laporan dibuat masih berdasarkan laporan dari Rumah Sakit. Kita masih belum dapat mengestimasikan jumlah kasus yang real yang terjadi di negara kita. Hal yang kedua adalah manajemen kasus. Kita masih berharap jangan ada lagi kasus-kasus yang datang terlambat.Hal yang terakhir dan paling penting adalah partisipasi masyarakat.

 

                      Dalam melawan DBD, ada beberapa langkah penting yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit tersebut. Pertama, penting untuk menghapus sumber potensialnya, yaitu menghapus sumber nyamuk Aedes yang dapat menyebarkan virus DBD. Kedua, penting untuk melakukan pembusakan nyamuk yang sudah dewasa. Ketiga, penting untuk mengurangi eksposur manusia dengan nyamuk Aedes melalui tindakan seperti memakai repellant, baju lengan panjang, dan kaos kaki.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline