Wabah Corona Virus Disease 2019 atau yang biasa dikenal dengan sebutan Covid-19 pertama kali muncul dari kota Wuhan yang mana tepatnya berada di Tiongkok, adapun virus baru ini telah menyebar sangat luas hingga ke berbagai belahan Negara di dunia. Corona virus bermula dari peternakan satwa liar di China. Seperti dikutip dari Live science (18/3/2021) menurut Peter Daszak, ahli ekologi penyakit di tim World Health Organization (WHO) yang telah melakukan investigasi ke China, di sekitar Provinsi Yunna di China Selatan terdapat banyak peternakan satwa liar.
Pandemi Covid-19 tidak boleh dianggap remeh dan dibiarkan saja. Covid-19 telah ditetapkan oleh WHO sejak 11 Maret 2020. Tidak hanya merugikan dari sisi kesehatan saja, akan tetapi virus ini juga berdampak pada perekonomian yang ada di Indonesia. Sejak covid-19 telah dicap sebagai pandemi, banyak sektor perekonomian dan juga global yang terpengaruhi.
Dampak yang ditimbulkan dari adanya covid-19 ini dapat mempengaruhi penghasilan yang didapat, banyak yang kehilangan pekerjaannya, tidak dapat pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menyebabkan banyaknya pengangguran. Corona virus yang menyebabkan pelemahan pereokonomian dan mengalami gangguan pada aktifitas bisnis yang mana dapat menurunkan kinerja, pemutusan hubungan kerja dan juga bisa mengalami kebangkrutan.
Covid-19 yang memberikan dampak sangat luar biasa dari berbagai aspek yang mana bisa membuat kehidupan yang awalnya normal berubah drastis dan menjungkir balikan keadaan. Kemudian dari berbagai Negara menerapkan kebijakan adanya lockdown. Lockdown atau yang dapat diartikan penutupan akses di sebuah area, baik akses masuk ataupun akses keluar. Lockdown sendiri merupakan suatu keadaan dimana warga atau masyarakat yang tinggal di suatu tempat dilarang untuk bepergian ke luar area ataupun orang memasuki area lain dan juga tidak diperbolehkan untuk beraktivitas diluar ruangan.
Semenjak diterapkannya lockdown risiko penularan virus mulai berkurang. Namun dari segi lain yang mana saat ada pandemi, diterapkannya kebijakan lockdown dan work from home mengakibatkan berkurangnya tenaga kerja yang terlibat dalam aktifitas produksi.
Adapun dampak yang ditimbulkan dari kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah sangat berpengaruh terhadap para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). UMKM yang ada di desa Tambakrejo mengalami penurunan omzet selama pandemi. Dikarenakan banyaknya masayarakat desa Tambakrejo yang takut akan terpapar virus covid-19 dan menyebabkan para pedagang di desa Tambakrejo mengalami penurunan jumlah pembeli. Karena sekarang lebih memilih memasak sendiri dirumah yang lebih tahu higienis dari makanan yang telah mereka buat.
Pengusaha UMKM banyak yang mengalami kebangkrutan dan gulung tikar disebabkan kurangnya pembeli. Lalu banyak yang memilih menjadi kurir online seperti gofood,grabfood, dan sebagainya. Adapun pelaku UMKM sisanya yang masih bertahan selama pandemi covid-19 yaitu mereka yang menjual kebutuhan pokok, pangan, dan rumah makan yang harganya kisaran menengah kebawah.
Seiring berjalannya waktu dan kasus covid-19 mulai mengalami penurunan karena adanya sebuah program yang dinamakan vaksinasi. Yang memicu optimisme pada sektor UMKM dan bisa pulih kembali pada tahun 2021. Pemerintah terus memantau dan mendorong untuk momentum pemulihan ekonomi dengan cara waspada adanya risiko covid-19 yang mungkin saja masih bisa menimbulkan ketidakpastian tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H