Lihat ke Halaman Asli

Sip: Puput

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tiba-tiba ingin kembali ke masa lalu, ke masa SD dan SMP-ku dulu ketika surat menyurat dengan teman-teman, yang bahkan diantaranya tidak kukenal, menjadi suatu hal yang menyenangkan.
Kenangan tentang hal itu tiba-tiba muncul di tengah-tengah training yang tidak membosankan sebenarnya, hanya membuat sebagian dari peserta (termasuk saya tentu saja) mengantuk dan tidak berkonsentrasi pada materi yang disampaikan pembicara.
Untuk mengalihkan kantuk, beberapa kali saya mulai menyusun 'draft' yang akan saya posting di blog, tapi setiap 'draft' itu tidak pernah selesai, hmm..sedang berada pada titik mandek, saat semua ide di kepala sangat susah dituangkan secara tertulis. Sementara, saya merasa menulis itu penting, apalagi ketika saya merasa tidak ada seorang pun yang bisa menanggapi isi kepala saya dengan lisan.
Ketika saya terbangun lagi setelah terkantuk-kantuk bahkan tertidur untuk ke....sekian....kalinya, tiba-tiba teringat kebiasaan lucu masa SD, sampai membuat saya sesekali tersenyum ... geli.
Gimana ngga geli, kebiasaan waktu kelas 1 SD itu memang aneh, dan ... sangat menyenangkan.

Pada satu hari, saya mulai menulis beberapa surat yang saya sampaikan ke beberapa teman main di kelas. Isinya bisa ditebak, isi kepala anak SD:

Kepada Ytc. Ani
dimanapun berada

Salam manis.....
(Selalu dimulai dengan salam manis atau salam-salam lainnya. Kata-kata pembuka semacam itu bagai kata-kata wajib dan ajaib yang harus selalu ada)

Hai Ani, apa kabar? Semoga kamu sekeluarga selalu dalam keadaan baik, tidak kurang suatu apapun. Sama halnya denganku, saat menulis surat ini dalam keadaan sehat-sehat saja.
(Pembukaan surat yang itu-itu saja. Selalu dimulai dengan menanyakan kabar teman penerima surat dan keluarganya. Basa-basi...hehe)

. . . . .
(Selanjutnya isi surat. Isinya lebih fleksibel, dan disinilah proses menuangkan ide dalam bentuk tulisan terjadi)

. . . . .
(Sebelum ditutup, beberapa pertanyaan sengaja ditujukan pada si penerima surat. Tujuannya PASTI. Agar surat kita berbalas)

Ani, udah dulu ya surat dari aku. Udah malam nih, mau tidur dulu. Jangan lupa dibalas ya. Bye.
(Penutup surat. Kalimat wajib dan ajaib yang harus ada adalah "Jangan lupa dibalas ya")

Burung Irian, Burung Cendrawasih
Cukup Sekian dan Terima Kasih

(Aiiiiihhhh....kata-kata mutiara ini yang paling ajaib)

Salam,

Puput

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline