Lihat ke Halaman Asli

Asri Pratiwi Tenggara

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mengintip Kegiatan Public Relation Air Asia

Diperbarui: 30 Mei 2024   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

VISITTOR PASS/Dokpri

Baru-baru ini, saya sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta, dengan jurusan Ilmu komunikasi Fakultas Ilmu soaial dan politik, melakukan Visit ke salah satu maskapai penerbangan yang ada di Indonesia yakni Air Asia. Tujuan kami melakukan visit ini ialah untuk mengetahui dan memahami pentingnya peran seorang PR yang efektif dan pengelolaan krisis yang baik. Dengan bisnis yang dinamis dan berisiko tinggi seperti penerbangan, perusahaan harus selalu siap menghadapi berbagai situasi dan menjaga reputasi yang baik di mata publik.

Komunikasi korporat AirAsia Indonesia mencakup komunikasi internal dan eksternal, dengan sasaran utama untuk memperkuat kehadiran perusahaan, membangun serta memelihara hubungan dengan berbagai pemangku kepentingan, dan memperkuat reputasi perusahaan bahkan di tengah isu-isu negatif. Cakupan kerja komunikasi korporat meliputi hubungan media, acara korporat, media sosial, serta informasi untuk pelanggan, regulator, karyawan, dan publik.

AIR ASIA/Dokpri

Dalam menjalin hubungan dengan media, AirAsia Indonesia menerapkan prinsip-prinsip seperti mengenal media dengan baik, membangun kepercayaan, berkomunikasi secara konsisten, merespons dengan cepat, dan menghormati profesi jurnalis. Perusahaan juga memiliki matriks kewenangan narasumber yang jelas, sehingga informasi yang disampaikan akurat dan terpercaya.

Salah satu aspek penting dalam komunikasi korporat adalah pengelolaan krisis. AirAsia Indonesia menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan krisis dari W. Timothy Coombs, yang meliputi tiga fase: pra-krisis (pencegahan dan persiapan), saat krisis (tanggapan), dan pasca-krisis (evaluasi). Dalam menghadapi krisis, perusahaan mengutamakan korban atau publik terlebih dahulu, bersikap jujur dan bertanggung jawab, serta memberikan aliran informasi yang berkelanjutan.

Alat-alat komunikasi krisis seperti pernyataan siaga, siaran pers, dan konferensi pers digunakan untuk menanggapi krisis dengan cepat dan komprehensif. Selain itu, AirAsia Indonesia juga memiliki panduan tentang bagaimana berkomunikasi dalam situasi krisis, seperti menjadi mudah diakses, tidak pernah mengatakan "no comment", memantau liputan berita, dan mengutamakan kebutuhan media.

Dengan strategi komunikasi korporat yang solid dan pengelolaan krisis yang baik, AirAsia Indonesia berupaya untuk menjadi pemain terkemuka dalam industri penerbangan di Indonesia dan membangun reputasi sebagai perusahaan yang terpercaya, kredibel, dan diakui secara global.

Mahasiswa FISIP UMJ/Dokpri




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline