Gracia Anindya POV
Antara candu dan Pilu.
Dia membuatku candu, dia juga yang memberikan pilu. Dia lebih indah dari senja, tapi menjadikanku seperti bunga Kamboja. Terkesan menawan, tapi sepi dan hampa yang sebenarnya dirasa. Bagi yang melihat, nampak Kamboja itu indah. Ya memang indah, tapi tidak ketika dia tumbuh di area pemakaman.
Orang tua memberiku nama 'Gracia Anindya, anugerah yang indah yang tak tergantikan'. Menunggu sebelas tahun lamanya usia pernikahan ayah dan bunda barulah malaikat kecil lahir. Bagi mereka makhluk mungil itu sebuah anugerah yang membuat mereka tak henti hentinya memanjatkan rasa syukur.
"Gue heran deh sama loe, Nin. Padahal nyokap bokap sayang banget, tapi kok loe malah ngancurin hidup loe kaya gini cuma gara gara cowok gak jelas itu." Cecar Sifanggi.
Termenung. Menenggelamkan kepalaku diantara kedua paha yang bertahut. Duduk sambil memeluk kedua kaki. Mendekap diri sendiri yang terkesan mengenaskan.
"Tok tok tok" terdengar seseorang mengetuk pintu apartemen.
Sudah seminggu, aku menginap di apartemen Sifanggi.
"Ghio? Loe masih berani Dateng ke sini?"
"Gue pengin jelasin sesuatu ke Anin. Please biarin gue masuk." Paksa Ghio.
Arghio Ronald Nasution. Lelaki yang bikin gue kaya bunga Kamboja.