Lihat ke Halaman Asli

Kemelut Gunung Kelud (Ini seperti De Javu?)

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1392353390821290004

Gludug gludug, gludug,,gludug,, tiba-tiba saja jendela kamar saya bergetar dan mengeluarkan bunyi yang tak biasa. Seperti ada orang yang main petasan sehingga menimbukan bunyi dentuman berkali-kali yang menjadikan jendela kamar saya ikut bergetar. Suara-suara ini terjadi sekitar pukul 23.00 lebih. Dan pada saat itu kebetulan saya belum tidur.

Kemudian saya teringat kalau beberapa akhir ini di berita bahwa status gunung kelud dari siaga menjadi awas. Apakah sekarang waktunya gunung kelud ini memuntahkan isinya?

Esoknya, tepatnya pagi tadi 14 Januari 2014 ketika melihat keluar matahari tidak menampakkan diri, yang ada suasana gelap dan abu dari gunung kelud menyelimuti kota Solo. Walaupun gunung kelud terletak di perbatasan antara Kediri, Blitar dan Malang (Jawa Timur), namun abunya sampai singgah di kota Solo, Jawa Tengah bahkan sampai di Yogyakarta. Berikut foto-totonya:

[caption id="attachment_311972" align="aligncenter" width="300" caption="tanaman kamboja menjelma menjadi abu-abu"][/caption]

Hujan abu ini juga mengingatkan saya pada tahun 2010 ketika Merapi meletus, ini merupakan peristiwa meletusnya gunung merapi terparah. ratusan orang diungsikan.Juru kunci gunung merapai pada saat itu, Mbah Marijan mengehembuskan nafas terakhir.

Dan sebelumnya ketika saya masih sekolah, tahun 1998 masih SMP kalau saya tidak salah juga pernah kejadian seperti ini. Di jalan-jalan semua putih dan membuat mata menjadi sangat perih. Pada saat itu belum kepikiran untuk memakai masker. Dan ketika sampai di sekolah rambut teman-teman menjadi putih-putih. Benar-benar saya seperti mengalami de javu.


[caption id="attachment_311974" align="aligncenter" width="300" caption="kondisi jalan di luar seperti ini"]

1392353655711347721

[/caption]

Balik lagi tentang abu gunung Kelud, sayapun menaiki loteng untuk mengambil jemuran yang saya cuci kemarin, bisa-bisa saya harus mencucinya dua kali. Sekalian melihat apa yang terjadi di atas. Benarlah sodara –sodara semua juga putih abu-abu.

[caption id="attachment_311975" align="aligncenter" width="300" caption="kondisi penampungan air"]

1392353952899641014

[/caption]

[caption id="attachment_311976" align="aligncenter" width="300" caption="kondisi genteng yang terkena abu"]

1392354093237878517

[/caption]

Yah itu tadi beberapa gambar yang bisa saya ambil. Alam walaupun tidak bisa bernafas, namun ketika disakiti akan mengekspresikan rasa sakitnya. Awalnya memang terlihat diam dan tenang serta seperti tidak terjadi apa-apa. Lama-lama ketika alam ini sudah tidak kuat lagi maka akan memuntahkan apa yang ada di dalamnya.

Manusia, hewan, tumbuhan adalah ciptaan Tuhan. Pantai, gunung, semuanya juga ciptaan Tuhan. Dan segala sesuatu diciptakan ada saling keterkaitan, saling melengkapi. Dan kejadian-kejadian semua ini ada maksud di dalamnya. Banyak abu sekarang, memang. Insya Allah abu vulkanik ini akan membawa kesuburan tanaman. Yang saya tahu segala sesuatu ini ada agar tercipta harmoni. Semoga saudara-saudara di daerah gunung Kelud, Kediri dan sekitarnya diberikan keselamatan, Amin

PS:  # Keseluruhan foto merupakan dokumen pribadi

# Jangan lupa pakai masker, yang bawa motor pakai jas hujan/mantol, okay…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline