Lihat ke Halaman Asli

Sampah sebagai Indikator Sukses Pendidikan Kita

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sampah sebagai indikator sukses pendidikan kita

Sampah ada dimana-mana, tercecar berserakan dan jelas terlihat secara kasat mata hal ini terjadi karena semua orang menghasilkan sampah, membuat sampah dan membuang sampah.  Setelah demonstrasi baik oleh para kelompok politik, pemuda, pelajar, mahasiswa atau setelah car free day sampah pasti berserakan dan untuk itu pemda atau kelompok pecinta lingkungan terpaksa bekerja ekstra untuk membersihkan sampah.

Secara umum masyarakat sebenarnya sudah tahu bahwa membuang sampah sembarangan adalah hal yang tidak benar dan bahkan bisa kena penalty, tetapi kebiasaan membuang sampah sembarangan tetap saja terjadi. Bahkan kelompok terpelajarpun masih kita dapati membuang sampah bekas kemasan makanan disembarang tempat.

Kebiasaan membuang sampah yang baik memang harus dilatih sejak usia muda, mulai dari sebelum masuk sekolah, masuk PAUD, TK sampai dengan di perguruan tinggi. Hai…… Para pengelola sekolah coba perhatikan apakah ada tempat penampungan sampah dikelas atau diruang kuliah atau di aula sekolah???

Jika sampah dijadikan sebagai indicator keberhasilan pendidikan di Indonesia, maka dapat dianggap Indonesia belum berhasil mendidik anak sekolah dan masyarakat dalam hal menjaga kebersihan.

Kesulitan dalam melatih membuang sampah ialah pelatih harus ikut memfasilitasi dengan menyediakan tempat penampungan sampah dan selanjutnya harus ikut melakukan manajemen sampah.

Apakah masalah kebersihan dan kesehatan sudah ada dalam kurikulum pendidikan kita  ? mungkin sebagian ada tapi perlu diketahui bahwa membuat siswa untuk terbiasa menjaga kebersihan harus diulang-ulang dalam kegiatan harian, sehingga gurupun harus selalu mengulangi hal yang sama.

Membangun kebiasaan yang baik adalah dengan cara melatih dalam perbuatan, bukan sekadar menghafalkan teori. Kalau hapalan teori dan diujikan dalam  bentuk teori juga maka pastilah banyak yang lulus, tapi dalam hal praktek membuang sampah diperlukan teori, praktek dan difasilitasi oleh lembaga pendidikan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline