Penyakit Tifoid adalah penyakit yang sudah endemis (menghuni lama) negri kita. Jadi kalau terkena tifoid di Indonesia berarti itu bukanlah epidemi (bukan kejadian luar biasa) terutama jika menggunakan populasi Indonesia sebagai patokan. Tapi kalau kita mengambil populasi lingkungan kepresidenan sebagai patokan maka kemungkinan besar kejadian tifoid tsb adalah kejadian luar biasa penyakit tifoid.
Mengingat tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri salmonella tiphy dan penularannya adalah orofecal yaitu makanan / minuman yang dikonsumsi tercemar bakteri kotoran manusia atau ternak yang mengandung bakteri salmonella tiphy.
Teknik investigasi intelijen penularan penyakit tentu saja berusaha mencari sumber penularan penyakit dengan cara menelusuri makanan dan minuman yang pernah dikonsumsi oleh penderita 10 hari sampai 20 hari sebelumnya sesuai masa inkubasi penyakit tifoid. Mencari apakah ada kasus-kasus yang sama sebelumnya dalam lingkungan yang sama dan apakah ada kasus yang lain dalam lingkungan sekitarnya.keseluruhan kasus kemudian dinilai apakah menggunakan fasilitas makan minum yang sama, kalau fasilitas sama maka berarti sumber penyakit berada disekitar fasilitas tsb.
Pemeriksaan kandungan pencemaran bakteri E.coli dan salmonella pada lingkungan sumber makanan dan minuman yang pernah digunakan oleh penderita, meninjau teknik pengolahan bahan makanan dan kesehatan pengolah makanan, perlu di investigasi bahkan harus dilakukan jangan sampai ada kasus baru dalam lingkungan yang sama.
Surveillance air dan pemeriksaan berkala pada para penjamah makanan perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya kasus baru. Ada berbagai makanan dan bahan makanan yang dapat tercemar bakteri a.l: telur mentah, susu mentah, jus buah, buah tomat, salad dressing, gelatin, udang, ikan, berbagai saus.dan bahkan pada makanan kering yang mentah.
Mengingat rendahnya cakupan penggunaan air yang terlindung dari pencemaran di negara kita maka tifoid terjadi hampir setiap saat bahkan ada dokter yang berani berspekulasi mendiagnosa pasien sebagai tifoid tanpa melakukan pemeriksaan laboratorium. padahal diagnosa pasti tifoid lebih pas jika didukung oleh pemeriksaan laboratorium.
Jika penularan penyakit yang berasal dari makanan dan minuman dapat dicegah maka penghematan biaya kesehatan pasti cukup tinggi tapi sayangnya penyakit seperti ini masih cukup tinggi padahal seharusnya dapat dicegah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H