Lihat ke Halaman Asli

Pusat dan Pemprov Jebol Swasta Masih Untung

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umumnya suatu tanggul dibangun untuk mengendalikan air, jika kemudian air terlalu banyak dan alirannya makin kuat maka tanggul akan membuka pintu agar tak jebol, kejadian di Buaran cukup aneh karena air relatif kurang tapi tanggul bisa jebol.

Hal lain yang terjadi jika ada tanggul yang jebol adalah banjir air tapi untunglah tak ada banjir yang terjadi. Jika tanggul jebol tapi tak ada banjir berarti fisik dari tanggul yang memang sudah rapuh, tanda-tanda dari tanggul yang rapuh dapat dilihat secara kasat mata atau mungkin dengan melihat adanya retakan atau rembesan air.

Jika hal itu terjadi maka selanjutnya dilakukan rehabilitasi atau reenforce agar tanggul bisa bertahan. Masalah yang sering terjadi untuk infra struktur yang ada di jakarta adalah supervisi dari orang kementerian umumnya kurang kenapa ? Karena supervisi yang dilakukan diwilayah DKI Oleh staf kementerian dianggap sebagai perjalanan dinas dalam kota, jenis supervisi ini tidak mendapat biaya perjalanan dinas atau hanya dibayar sebesar biaya transport dalam kota.

Penulis pernah menemukan satu program yang dijalankan tanpa SOP yang jelas akibat staf di pemda DKI nyaris tak mendapat supervisi atau bimbingan teknis dari kementerian yang berkedudukan dalam kota yang sama, apakah jebolnya tanggul maupun kelemahan teknis lain di Pemda DKI adalah akibat dari lemahnya supervisi dari pihak kementerian teknis karena dana supervisi dalam kota dianggap kurang ?................ Tak tahulah yang jelas orang-orang dari kementerian dan lembaga pusat lebih senang mensupervisi objek di wilayah luar DKI jakarta, karena uangh jalannya lebih besar bisa sekalian jalan-jalan.

Pada kasus tanggul jebol di Buaran nampak ada masalah yang rumit karena Pemprov DKI merasa bahwa tanggul jebol itu milik kementerian pusat, walau dampaknya justru mengenai rakyat di DKI sedangkan pihak perusahaan air minum nampaknya hanya berkepentingan pada airnya saja yang akan di jual ke masyarakat. sebagai perusahaan penjual air maka tujuan utamanya pasti mencari untung.

Mengingat kejadian tanggul jebol yang sudah kesekian kalinya maka Sebaiknya tanggul_tanggul air mendapat perhatian dan pengawasan aktif dari aparat daerah dan pusat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline