Lihat ke Halaman Asli

Persalinan di Ambulance Terapung

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tiga tahun yang lalu kami melakukan kunjungan ke Mentawai dengan menggunakan Kapal milik Pemda Kabupaten Mentawai nama kapal itu adalah Sikerei, Kabupaten Mentawai adalah  kabupaten Kepulauan di wilayah Sumatra Barat. Kami menginap di suatu lokasi milik salah satu departemen dan lumayan jauh dari polusi, kami juga mengunjungi salah satu Puskesmas dan berkenalan dengan Pak dokter Puskesmas setempat. Puskesmas cukup bersih dan apik masyarakat senang menggunakan Puskesmas tersebut. Keesokan harinya sebelum pulang Pak Dokter datang menemui kami dipelabuhan karena ingin menitipkan seorang ibu hamil yang akan dikirim ke Rumah sakit di Padang, kata dokter Puskesmas ada kesulitan persalinan dan takut terjadi apa-apa maka lebih baik di rujuk ke RS di kota Padang. Saya setuju saja membawa ibu hamil itu dengan syarat harus ada bidan yang ikut mendampingi soalnya sudah lama saya tak melakukan praktek dokter.

Kapalpun berlayar dengan dua tambahan penumpang yaitu Ibu hamil dan Bidan, pasien kita baringkan saja di atas tempat tidur pasien, saya mengajak Bu Bidan memeriksa apakah anak masih hidup atau ? ternyata anak masih hidup, kemudian kami melakukan pemeriksaan kondisi fisik ibu tersebut cukup baik walaupun sedikit kurus. Saya kemudian berunding dengan Bu Bidan bagaimana kalau dilakukan drips yaitu memberi obat melalui infus agar kontraksi kandungan semakin kuat, Bidan ini memang handal karena dia tahu bagaimana cara bekerja dengan baik dan sudah membawa serta perlengkapan yang cukup dan dapat dipakai untuk melayani persalinan sederhana.

Bu Bidan mengambil posisi duduk didekat tempat tidur ibu itu sambil mengawasi cairan infus dan saya duduk-duduk di kabin selang 20 atau 30 menit kemudian Bu Bidan memanggil saya dan memberitahu bahwa kontraksi mulai panjang dan teratur, saya kemudian mendekati tempat tidur Ibu itu dan subhanallah seorang bayi kecil nongol dengan mudahnya..he..he..he. si Ibu senang kami semua senang dan semua orang memberi selamat. Teman-teman mengusulkan kepada orang tua bayi itu agar anak itu diberi nama serupa dengan nama saya atau memilih memakai nama kapal kecil itu terserah orang tuanya pilih mana suka.

Pelayaran tetap dilanjutkan ke Padang, jujur saja saya merasa bersyukur karena proses kelahiran berlangsung lancar tidak ada hambatan sama sekali, ucapan selamat dan penghargaan ini seharusnya lebih banyak diberikan kepada Bu Bidan.

Sewaktu kapal kami merapat dipelabuhan ferry sebuah ambulance sudah menunggu untuk mengangkut Bu Bidan dan pasiennya,  kami akan segera berpisah tapi sebelum itu saya menanyai Bu Bidan apakah tadi waktu berangkat ada membawa uang biaya perjalanan atau tidak  dengan malu-malu dia mengatakan mungkin pulangnya baru minta ongkos ke Dokter Puskesmas atau kemana ? dia juga tidak tahu, untunglah ada teman yang segera membantu untuk sekadar sangu selama menunggui pasien, pasien akan segera diantar kembali ke pulau keesokan harinya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline